Jatim Bebas PMK Dua Tahun Lagi

Jumat 27-05-2022,07:00 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Salman Muhiddin

SURABAYA, DISWAY.ID -- Jumlah keterpaparan penyakit mulut dan kuku (PMK) sapi di Jatim makin banyak. Kini total sapi yang terjangkit PMK sudah mencapai 8.794 sapi. Dan hanya 1.482 sapi yang telah dinyatakan sembuh.

PMK itu menyebar ke lima daerah dengan tingkat keterpaparan tinggi. Di antaranya, Kabupaten Lumajang dengan 1.595 kasus, Kabupaten Gresik dengan 1.531 kasus, Kabupaten Mojokerto dengan 1.175 kasus, Kabupaten Probolinggo dengan 972 kasus, dan Kabupaten Sidoarjo dengan 862 kasus.

Zonasi kebahayaan pun sudah dipetakan tiap daerah. Ada sebanyak 23 kabupaten/kota yang masuk zona kuning. Sisanya, 15 kabupaten/kota masuk zona hijau. “Untuk mencegah penyebaran harus didisiplinkan beberapa hal,” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Unair, Kamis, 26 Mei 2022.

Pertama, penyemprotan desinfektan kandang secara teratur. Kedua, wajib karantina bagi seluruh hewan ternak di area kandang yang terjangkit PMK. Ketiga, tidak boleh terburu-buru menjual hewan yang baru sembuh dari PMK.

Sebab, sapi masih bisa menularkan PMK hingga satu tahun setelah sembuh. Bahkan kerbau bisa menularkan hingga lima tahun setelah sembuh. Meski proses penyembuhan biasanya hanya butuh waktu paling cepat tiga minggu.

BACA JUGA:Mentan Optimistis Bisa Kendalikan PMK

Menurutnya, Indonesia bisa kembali bebas dari PMK. Asal disertai tindakan pencegahan yang kuat. Dan tentu butuh dana yang besar. Terutama untuk membuat vaksin. “Jika dana cukup untuk melakukan vaksinasi yang masif, maka diperkirakan dua hingga tiga tahun ke depan baru bisa bebas dari PMK," ungkapnya.

Hingga kini pembuatan vaksin PMK masih terus dikembangkan. Yakni oleh beberapa pakar dan tim Pusvetma Surabaya. “Kami siap memproduksi vaksin seperti arahan Menteri Pertanian,” ujar Kepala Pusvetma Surabaya Edi Budi Susila.

Vaksin yang dibuat berjenis inaktif. Yakni mengandung virus yang dimatikan dengan suhu panas, radiasi, atau bahkan kimia. Yang membuat virus tetap utuh namun tidak mampu berkembang biak. 

“Atau dikenal dengan dengan metode kultur jaringan,” katanya. Vaksin itu khusus disuntikkan ke hewan ternak yang belum terjangkit PMK. Sementara bagi yang sudah terpapar hanya bisa ditangani dengan pengobatan dan perawatan. (*)

 

 

 

 

 

Kategori :