Jalaluddin Mannagalli Parawansa menjawab "世上无难事,只怕有心人" (shì shàng wú nán shì, zhǐ pà yǒu xīn rén) ketika ditanya wejangan Tiongkok klasik yang menginspirasinya. Petuah yang dikutip sastrawan dinasti Ming Wu Cheng'en 吴承恩 dalam bab 2 mahakarya masyhurnya, Perjalanan ke Barat (Xi You Ji 西游记), itu artinya: "Di dunia ini tidak ada hal yang sulit, bagi yang memiliki tekad dan semangat." Semakna dengan pepatah Arab Man jadda wa jada: siapa giat, pasti dapat.
Jalal banyak belajar tentang kehidupan dari orang tuanya. "Mereka membesarkan saya dengan cinta dan mengajarkan saya untuk terus bermimpi. Jika kita memiliki kemauan dan tekad yang bulat, maka akan terdapat jalan," kata Jalal, yang merupakan putra Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Pengusaha Tionghoa Muslim Jusuf Hamka: Bu Chi Xia Wen, Tui Ji Ji Ren
Oleh bapak-ibunya, sedari kecil Jalal diajarkan bahwa hidup penuh dengan perjuangan. Namun, ungkap Jalal, mereka meyakinkan, "Tidak ada satupun yang sulit di dunia, ketika kita terus mencoba dan tidak menyerah."
"Jika kita gagal, jangan putus asa. Karena ada pelajaran yang dapat kita ambil, untuk tetap bangkit dan kembali lebih kuat di kemudian hari," ujar Jalal, yang alumnus University of International Business and Economics (UIBE), Beijing.
Tetapi, menurut Jalal, memiliki kemauan dan tekad saja belum cukup. Harus pula diimbangi dengan iman dan doa. Sebab, Jalal percaya, "Di setiap perjuangan yang kita lalui, rencana Allah Swt. selalu ada dan terbaik untuk kita."
Jalaluddin Mannagalli Parawansa dan Khofifah Indar Parawansa.-Dokumentasi Pribadi-
Mengutip Alquran surat Al-Insyirah ayat 5-6, Jalal yakin, dengan berikhtiar dan bertawakal kepada Yang Mahakuasa, "Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan" (fainna ma'al 'usri yusraa, inna ma'al 'usri yusraa).
Sebagaimana juga diingatkan kitab Caigentan (菜根谭) yang dikompilasi filsuf era dinasti Ming Hong Zicheng 洪自诚, "苦心中存常得悦心之趣,得意时便生失意之悲" (kǔ xīn zhōng cún cháng dé yuè xīn zhī qù, dé yì shí biàn shēng shī yì zhī bēi).
Yang artinya: Ketika kita mampu bertahan di tengah kesulitan dan masalah hingga akhirnya terselesaikan, maka kita akan merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya. Jika di waktu senang kita terlalu berlebihan, biasanya akan menanam benih-benih kesedihan di kemudian hari. (*)