Lockdown Dilonggarkan, Shanghai Berangsur Normal

Kamis 02-06-2022,14:40 WIB
Reporter : Esther Larosa
Editor : Doan Widhiandono

SHANGHAI, DISWAY.ID - Nafas lega itu akhirnya keluar dari warga Shanghai. Mereka sudah ’’dikunci’’ di rumah masing-masing sejak akhir Maret. Rabu, 1 Juni 2022, lockdown itu akhirnya dibuka.

Tetapi, belum semua daerah bebas dari lockdown. Hanya warga di kawasan rendah risiko Covid-19 yang boleh beraktivitas secara normal di luar ruangan. Tetapi, itu pun sudah sangat menggembirakan.

’’Kami seperti melalui trauma yang bertumpuk-tumpuk. Sebuah trauma kolektif,’’ kata Grace Guan, salah seorang warga seperti dikutip Agence France-Presse.

Perempuan 35 tahun itu bahkan nekat keluar tengah malam. Persis jam 00.00. Ketika aturan lockdown di wilayahnya sudah lenyap. Dia melihat orang-orang berkumpul di tepi jalan. Di taman-taman. Sambil minum bir. Sembari berpelukan dan berselimut di trotoar. ’’Rasanya seperti runtuhnya Tembok Berlin,’’ ucap Grace.

Tentu, dia merujuk pada tembok besar yang memisahkan kota Berlin menjadi dua—wilayah negara Jerman Barat dan Jerman Timur. Tembok itu dirobohkan pada 1989 seiring penyatuan dua Jerman tersebut.

MENIKMATI PAGI di luar rumah, keluarga ini duduk bersama di The Bund, distrik Huangpu, Shanghai, Rabu, 1 Juni 2022.-Hector Retamal-AFP-

Kemarin pagi, warga sudah mulai menyemut di stasiun kereta bawah tanah. Juga perkantoran dan pertokoan. Mereka masih diwajibkan menunjukkan QR Code. Tanda bahwa mereka bebas Covid-19.

Sehari sebelumnya, pagar pembatas berwarna kuning sudah dirobohkan. Itu setelah Wakil Wali Kota Shanghai Zhong Ming mengatakan kepada wartawan bahwa kotanya—yang berpenduduk 25 juta orang itu—akan bebas dari lockdown. Tetapi, menurut otoritas setempat, masih ada sekitar 500 ribu orang yang masih harus berdiam di rumah.

Mal, supermarket, apotek, dan salon bisa beroperasi. Tetapi, jumlah pelanggan yang boleh masuk hanya 75 persen kapasitas normal.

Yang lain, misalnya taman dan olahraga, akan dibuka secara bertahap. Sedangkan bioskop dan pusat kebugaran masih tutup. Sekolah—yang sudah tutup sejak pertengahan Maret—akan dibuka pelan-pelan. Yang masuk hanyalah siswa yang bersedia.

Aturan soal transportasi juga akan dilonggarkan. Bus, kereta bawah tanah, dan feri kembali beroperasi. Sedangkan taksi atau kendaraan pribadi boleh beroperasi di daerah-daerah yang risikonya rendah. Penumpangnya boleh mengunjungi kerabat atau kawan di luar distrik mereka.

Lockdown yang berlangsung selama dua bulan itu tentu memukul Shanghai, tempat salah satu pelabuhan tersibuk sejagat. Perekonomian drop. Bisnis tercekik. Distribusi—baik ekspor atau impor—terganggu.

Menurut pemerintah, kondisi tersebut tidak akan bisa normal dalam waktu dekat. Bisnis pun akan menghadapi sejumlah ketidakpastian. ’’Ini masih memasuki era kenormalan baru. Ketika semua belum pasti. Apakah kita akan memasuki lockdown lagi?’’ kata Bettina Schoen-Behanzin, kepala Shanghai Chapter pada Kamar Dagang Uni Eropa di Tiongkok.

Kebijakan Tiongkok memang didasarkan pada strategi untuk mencapai zero Covid. Caranya dengan lockdown ketat, pengujian masal, dan karantina panjang untuk menekan penularan.

POSE POLISI yang memotret salah seorang kawannya yang bertugas di salah satu perempatan di distrik Jing’an, Shanghai, 1 Juni 2022.-Hector Retamal-AFP-

Menurut Chen Ying, pelaku e-commerce, kebijakan untuk menghapus lockdown itu memang tidak mengubah kebiasaan banyak orang. Sebagian dari mereka akan tetap bekerja dari rumah. Bedanya, kini mereka belum begitu bebas untuk berjalan-jalan di dalam kota.

’’Saya masih menyimpan banyak kekhawatiran. Yang terjadi ini benar-benar di luar kendali kita. Tidak banyak yang bisa kamu harapkan dalam sebuah pandemi,’’ kata Chen Ribin, pemilik kafe di Shanghai.

Kategori :