PEMKOT Surabaya meluncurkan dua aplikasi baru. Yakni UsulBansos dan Wasit Vaksin . Inovasi itu rencananya akan digabungkan ke dalam aplikasi Wargaku .
Kadis Kominfo M. Fikser mengatakan aplikasi UsulBansos merupakan permintaan Wali Kota Eri Cahyadi pada Kamis (26/8) malam. Aplikasi itu juga dibuat dalam satu malam. Agar warga bisa mendapatkan bantuan sosial (bansos).
Pada Selasa sempat heboh berita mengenai seorang nenek yang hidup sebatang kara. Dia tinggal di tempat kos di daerah Simomulyo Baru. Ukuran kosnyi 2 x 3 meter. Namun, selama ini perempuan berusia 89 tahun itu tidak pernah mendapat bantuan apa pun dari pemkot. Bahkan untuk kebutuhan sehari-hari, dia hanya mengandalkan uluran tangan dari tetangganyi.
Pemkot tidak mau kecolongan lagi. Bahkan Eri sempat membuat klarifikasi terkait hal itu. Ia menyalahkan jajaran yang menaungi daerah itu. Oleh sebab itu aplikasi UsulBansos dianggap sebagai solusi.
Fikser mengatakan warga Surabaya bisa mengusulkan orang yang perlu mendapatkan bansos. Caranya cukup mengisi identitas warga yang diusulkan mendapat bantuan. Kemudian data itu akan masuk ke pemkot. Lalu pemkot akan memverifikasi data apakah sudah pernah mendapat bantuan atau belum. ”Kalau belum, camat atau lurah setempat akan datang ke lokasi. Kalau memang sesuai kriteria maka akan diberikan bansos,” ungkap mantan Kabag Humas Itu.
Selain itu, Fikser berjanji setiap usul akan diproses paling lama 1x24 jam. Verifikasi lapangan yang perlu waktu. Pada Juli, 9.220 orang mendapat bantuan berupa sembako. Sedangkan pada Agustus, 21.041 orang sudah mendapatkan bantuan.
Aplikasi Wasit Vaksin diluncurkan sehari sebelum UsulBansos . Wasit Vaksin digunakan untuk membantu warga yang kesulitan mendapat sertifikat. Biasanya hal ini terjadi ketika warga melakukan vaksinasi masal.
Fikser menjelaskan bahwa sertifikat vaksin kini menjadi penting. Apalagi di setiap pergerakan, seseorang perlu sertifikat. ”Kami hanya membantu mencarikan sertifikat itu melalui PeduliLindungi . Kami tidak bisa membantu dalam mengubah nama, NIK maupun nomor telepon,” ujarnya.
Baru sehari diluncurkan, sudah ada 3.124 laporan yang masuk. 2.635 di antaranya sedang diproses dan sisanya sudah diselesaikan. Sedangkan konfirmasi atau jawaban permasalahan sertifikat, akan dikirim melalui WhatsApp atau e-mail.
Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD Surabaya Tjutjuk Supariono mengatakan bahwa selama ini bansos diberikan berdasar like and dislike dari petugas yang berwenang. Ia berharap ketika camat dan lurah melakukan survei bansos, mereka harus bisa objektif. Selain itu, ia meminta agar bantuan tidak hanya berupa bansos. Melainkan bisa berupa pekerjaan. ”Covid-19 ini kan banyak yang kena PHK,” ujar Politisi PSI itu. (Andre Bakhtiar)