Singapura Lebih Siap Hadapi Gelombang Ketiga

Kamis 30-09-2021,04:00 WIB
Editor : Tomy C. Gutomo

KEKHAWATIRAN adanya gelombang ketiga Covid-19 masih sangat besar. Duta besar RI untuk Singapura Suryopratomo mengatakan, sebanyak 82 persen warga Singapura sudah mendapat vaksin penuh. Berjenis Pfizer, BioNTech, maupun Moderna. Vaksin itu diberikan secara gratis kepada warga Singapura maupun warga negara asing.

Tommy, sapaan akrab Suryopratomo mengatakan, vaksinasi ini diperlukan untuk menekan gelombang Covid-19 yang sedang berlangsung di Singapura. Vaksin di Singapura sebenarnya tidak wajib. Namun karena banyak lansia yang meninggal karena belum vaksin, warga pun punya kesadaran untuk vaksin.

Beberapa waktu lalu, ada juga gerakan yang meminta pertanggungjawaban atas meledaknya kasus covid-19 di Singapura. ”Maklum ada 2.237 orang yang masih terinfeksi covid-19 di negara itu,” kata Tommy dalam Webinar yang diadakan Forum Diskusi Denpasar 12 kemarin.

Untuk menekan angka Covid-19, Singapura membuat alat bernama trace care. Alat itu difungsikan untuk melacak siapa saja yang pernah kontak erat dengan pasien Covid-19. Ada dua jenis alat. Yang satu berupa token, satu lagi menggunakan smartphone. Menurut Tommy, masih banyak warga lansia di Singapura yang tidak familiar dengan smartphone. Sehingga diperlukan pembuatan token itu.

Jika ada orang yang kontak erat, mereka akan mendapat pesan dari pemerintah. Sehingga mereka diwajibkan menjalankan swab antigen. ”Jadi dari 2.237 yang terpapar Covid-19, pemerintah Singapura tahu di mana alamat tempat tinggalnya. Begitu juga dengan duta besar. kami diwajibkan tes seminggu dua kali,” ujarnya.

Di Singapura, orang hanya boleh berjalan berdua. Selain itu, yang dibolehkan makan di restoran adalah yang sudah vaksin. Sedangkan untuk siswa kelas 1-5 SD diwajibkan sekolah daring. Meledaknya kasus Covid-19 di Singapura diduga berasal dari pekerja asal India. ”Meski begitu Singapura sudah bersiap berdampingan dengan Covid-19,” ujarnya.

Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Pramono mengatakan, kasus Covid-19 di Indonesia memang sudah membaik. Tapi bukan berarti negara ini bisa mengetahui secara persis siapa saja yang tertular Covid-19. Ia mengatakan testing dan tracing di Indonesia masih sedikit. Berbeda dengan Singapura yang sudah banyak.

Bahkan tingkat testing Singapura telah mencapai 300 persen dari penduduk. Sedangkan Indonesia masih 13 persen. ”Artinya Indonesia masih 1/20 kali dari Singapura. Rendah sekali,” katanya.

Begitu juga dengan tingkat kematian di Indonesia yang masih tinggi. Singapura hanya 0,09 persen dari total kasus. Sedangkan Indonesia masih 3,37 persen.

Windhu memperingatkan akan terjadi gelombang ketiga saat akhir tahun mendatang. Menurutnya jika pemerintah tidak waspada maka kasus bisa kembali naik. ”Sama seperti gelombang kedua. Indonesia kecolongan varian delta. Langsung cepat penyebarannya. Ini yang ditakutkan. Jangan sampai kecolongan Lambda atau MU,” ujar alumnus Unair itu. (Andre Bakhtiar)

 

Tags :
Kategori :

Terkait