Pembegal Polisi dan Teori Kriminologi Pembegal

Kamis 17-02-2022,04:00 WIB
Editor : Yusuf M. Ridho

Saat Edi tak berdaya, di aspal, didatangi pelaku bercelurit. Dibacok lagi beberapa kali. Bacokan-bacokan ditangkis tangan kiri.

Kemudian, seorang pelaku mengambil motor Edi. Para pelaku kabur dengan dua motor.

Polisi bertindak cepat. Dalam 24 jam lima pelaku ditangkap. Ternyata, ada dua pelaku lain, bermotor, yang mengawasi kejadian itu.

Hasil interogasi polisi, para pelaku mengaku, itulah pembegalan kelima sejak pertengahan 2021. Lokasi di lima titik berbeda di Jabodetabek. Semua lokasi adalah jalan sepi dan gelap. Kejadian selalu tengah malam.

Modusnya sama.

Apakah itu akibat kemiskinan, dampak pandemi korona yang sudah dua tahun ini? Jika jawabnya, ya, mengapa hanya sangat sedikit orang miskin yang jadi penjahat?

Sebaliknya, pepatah Yunani mengatakan: "Kemiskinan adalah ibu dari kejahatan".

Analisis kriminologi, dikutip dari UKEssays, 26 Juli 2021, bertajuk: How does Poverty Cause Crime?, menyatakan:

Orang menjadi miskin disebabkan berbagai alasan. Di antaranya, negara mengalami resesi, akibat pandemi korona.

Itu membuat orang tidak bahagia. Tidak mampu menghasilkan cukup uang untuk membeli apa pun yang dia inginkan. Atau setidaknya, sesuatu yang diperlukan.

Kemiskinan menentukan stereotip tertentu dalam pikiran seseorang. Sehingga ia tidak melihat pemecahan masalah yang konstruktif. Umumnya orang memilih cara termudah untuk mendapatkan uang. Bahkan merugikan orang lain.

Kemiskinan berpengaruh psikologis sangat besar. Penyebab depresi, putus asa, dan kemudian memutuskan untuk melakukan kejahatan. Karena mereka tidak menemukan apa pun yang secara hukum dapat mengeluarkan mereka dari situasi tersebut.

"Tapi, belum ada teori kriminologi yang secara tegas menyatakan: kemiskinan membuat orang jadi penjahat."

Psikoanalis terkenal Austria, August Aichhorn (1878–1949), menjawab, hubungan antara kemiskinan dan kejahatan tidak secara langsung. Penjahat pasti akibat stres. Dan, stres bisa disebabkan apa saja, termasuk kemiskinan.

Tapi, menurut Aichhorn, tidak semua orang stres otomatis jadi penjahat. Buktinya, sangat banyak orang stres yang tidak jadi penjahat.

Aichhorn menyatakan, stres hanya menghasilkan tindak kejahatan pada mereka yang memiliki kondisi mental tertentu. Yang dikenal sebagai kenakalan laten.

Tags :
Kategori :

Terkait