Tugas jurnalistik terberat: Kritik. Wajib tunduk teori dialektika karya filsuf Hegel: Tesis, antitesis, sintesis. Kasus ”Lord Luhut” di YouTube adalah jurnalisme warga. Mengabaikan antitesis. Pembuatnya, Haris Azhar dan Fatia, tersangka.
”TERSANGKA Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti, diperiksa di Polda Metro Jaya, besok, Senin, 21 Maret 2022,” kata Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes E. Zulpan kepada pers Minggu (20/3).
Kritik merupakan salah satu tugas jurnalistik terberat, ya... karena wajib memenuhi unsur nomor dua itu: Antitesis. Kronologi singkatnya harus berurutan, begini:
1) Data. Wartawan mendapatkan suatu data. Berisi suatu tindak menyimpang, atau melanggar hukum pidana, melanggar normal sosial, tindakan tidak senonoh, atau hal negatif lainnya.
Pers, sebagai lembaga kontrol sosial, wajib memberitakan itu. Tidak boleh tidak. Demi mencegah perbuatan negatif orang. Agar tidak berulang. Demi kebaikan masyarakat. Agar norma sosial dan norma hukum terjaga.
2) Konfirmasi. Melakukan konfrontasi data terhadap pihak atau orang yang melakukan hal negatif pada data. Saat inilah wartawan menghadapi tugas berat, yakni:
A) Konfrontasi. Hampir tidak ada orang bersalahyang langsung mengakui kesalahannya. Di hadapan seorang wartawan. Yang kumuh, karena orang lapangan.
Alhasil, debat sengit. Ancam-mengancam. Berpotensi perkelahian fisik.
B) Suap. Saat itu bisa terjadi: Narasumber menyuap wartawan. Di sini moral wartawan diuji. Kalau tujuan awal wartawan adalah memeras, suap memang ditunggu.
C) Pertimbangan (judgement) wartawan. Berdasar validitas data, berbanding logika argumentasi narasumber yang dilengkapi data juga. Berdasar gestur narasumber saat konfrontasi berlangsung.
Misalnya, narasumber menghindari kontak mata. Atau ngeloyor pergi, masuk ke mobil, dan cepat membanting pintu. Atau mengusir wartawan.
D) Keputusan. Dari pertimbangan, wartawan menyimpulkan. Hasil kesimpulan wartawan dibahas di rapat redaksi.
3) Publikasi. Dari hasil keputusan rapat redaksi. Itu sebabnya, karya jurnalistik adalah tanggung jawab bersama. Istilah hukum: Tanggung renteng.
Teori dialektika karya filsuf Jerman, Georg Wilhelm Friedrich Hegel (Georg tanpa ”e”, 1770–1831) menyebutkan, ilmu terbentuk dari proses: Tesis, antitesis, sintesis. Dan, sintesis terbuka untuk menjadi tesis baru.
Tesis, suatu persoalan atau problem tertentu. Antitesis suatu reaksi, tanggapan, komentar, bantahan, terhadap tesis. Hasil pertarungan tesis melawan antitesis melahirkan sintesis.