Kemarin ia tetap bersama konvoi. Budi tahu di mana posisinya berada, namun tidak bisa dibocorkan. Yang jelas tidak jauh dari Balakliya. “I can not say at the moment. They (militer Ukraina, Red) are very strict (Aku tidak bisa mengatakannya sekarang. Mereka sangat ketat, Red),” ujar Budi lalu mengirimkan foto konvoi itu.
Mobil yang ditumpangi tidak melintasi jalan beraspal. Mereka melintas di jalan tanah di dekat ladang. Terdapat pepohonan di sekitar jalan itu. Jika ada helikopter atau pesawat Rusia yang mendekat, mereka harus segera bersembunyi di bawah pepohonan.
Kendaraan juga harus menyebar. Jika ada yang terkena serangan roket, korbannya tidak banyak. “Kami membawa handy talkie (HT). Semua harus taat pada arahan pimpinan konvoi,” jelas kontributor Harian Disway itu.
Bud Wichers memakai rompi dan helm anti peluru saat masih berada di Kharkiv.-Bud Wichers/Harian Disway-
Jika ada yang tertembak, tidak boleh ada yang mendekat. Semua harus melanjutkan perjalanan. Jika situasi sudah aman, barulah korban bisa didekati. Tak boleh ada yang melanggar aturan. Semua bisa berantakan jika ada satu rombongan yang mokong.
Situasinya benar-benar menegangkan. Roket beterbangan di langit Ukraina. Suara ledakan terdengar silih berganti.
Dalam situasi itu, Tidak boleh ada mobil yang memisahkan diri. Atau kembali ke barat tanpa rombongan. “Kamu tidak bisa pergi sendiri di area itu,” lanjut fotografer berkebangsaan Belanda, kelahiran Jakarta tersebut.
Kapan Budi pulang? Tergantung pimpinan konvoi. Budi tak bisa memilih. (Salman Muhiddin)
Temukan Begitu Banyak Mayat Warga Sipil di Hutan, baca besok… (*)