Untag juga sedang merayakan Bulan Bung Karno. Kemarin, 21 Juni bertepatan dengan tanggal wafatnya presiden pertama Republik Indonesia itu. Dan digelar sarasehan nasional kebangsaan di auditorium lantai 6, Gedung Rektorat.
Seluruh peserta, pembicara, hingga panitia pun mengenakan pakaian daerah. Beragam-ragam dari daerah Aceh hingga Papua. “Karena Untag ini kan jadi miniatur Indonesia. Dosen kami lengkap. Ada yang berasal dari Papua hingga Sumatera,” tandas Nugroho.
Untuk itu, Untag Surabaya diharapkan bisa mempererat persaudaraan antar suku, agama, maupun ras. Apalagi Untag Surabaya menjadi kiblat dari seluruh Untag di seluruh Indonesia. Selain itu, Nugroho juga mengetuai Perhimpunan Perguruan Tinggi Nasionalis Indonesia (Pertinasia).
Dengan membiasakan berpakaian adat maka diharapkan tumbuh kebiasaan terhadap keberagaman. Bisa tetap harmoni dengan kemajemukan. Sehingga perbedaan yang ada bisa menjadi potensi untuk kemajuan. Bukan malah menjadi potensi perpecahan. “Ya inilah cara handling ke-Indonesiaan kita,” tandasnya. (Mohamad Nur Khotib)