Surabaya Printing Expo Adu Teknologi Terbaru Percetakan

Jumat 24-06-2022,05:00 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Tomy C. Gutomo

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Surabaya Printing Expo (SPE) kembali digelar untuk kali kedua di Surabaya. Pameran teknologi percetakan itu disambut baik oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Pameran ini diikuti 65 perusahaan percetakan. Termasuk 7 perusahaan level UMKM.

 “Semoga bisa jadi pemicu sekaligus pemacu pertumbuhan ekonomi Jawa Timur,” katanyi saat membuka pameran di Grand City Mall, Kamis, 23 Juni 2022. Khofifah menilai kehadiran SPE sangat penting bagi konektivitas dan produktivitas bersama. Mengingat perkembangan industri kreatif juga makin pesat.

Pada triwulan I, pertumbuhan ekonomi Jatim mencapai 5,20 persen. Tertinggi kedua setelah DKI Jakarta. Nilai itu juga mengungguli nasional yang hanya 5,01 persen.

BACA JUGA:Khofifah Promosikan Hidden Gem Sumenep: Pantai Slopeng, Catat Jadwal Rute Pesawat via Juanda

UMKM pun punya kontribusi besar. Pertumbuhannya di posisi utama. Menyumbang sekitar 65,81 persen. Tentu hasil itu tidak bisa dibilang sederhana di masa pandemi. “Maka expo apa pun di Jawa Timur tentu akan jadi peluang baru bagi UMKM,” ungkap mantan menteri sosial itu.

Maka Khofifah meminta seluruh peluang tersebut harus dimaksimalkan. Sebab, posisi teritorial Jatim pun cukup strategis. Menjadi pusat lalu-lintas perekonomian nasional. 

Misalnya, dari 32 rute tol laut terdapat 27 rute yang melewati Tanjung Perak. Bahkan sekitar 80 persen logistik ke Indonesia Timur disuplai dari Jatim. “Itu bakal terjadi ketika IKN sudah di Kalimantan Timur,” ungkapnyi.


PENGUNJUNG mencoba fitur di sebuah mesin cetak yang dipamerkan di ajang Surabaya Printing Expo.-Julian Romadhon-Harian Disway-

Surabaya Printing Expo diadakan untuk meningkatkan usaha grafika dan industri percetakan. Baik cetak bahan, kertas, sablon, kemasan, hingga digital. Wadah bagi para pengusaha agar terus berinovasi. “Agar mereka mampu menyaingi produk luar negeri,” ujar CEO Krista Exhibitions Daud D. Salim dalam sambutannya.

Ia mengatakan pameran teknologi percetakan tingkat internasional itu digelar untuk kali ke-15. Membuktikan bahwa bisnis sektor percetakan terus berkembang. Hasil cetak telah menginvasi nyaris seluruh produk yang dijual di pasar. “Apalagi di masa pandemi. Kebutuhan kemasan meningkat drastis,” katanya.

Hal yang sama juga diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia Liana Bratasida. Kini sudah ada 102 perusahaan pulp dan kertas di Indonesia. Bahkan yang terbanyak berasal dari Jatim.

“Ada 53 perusahaan di Jatim,” katanyi. Dia juga mengakui bahwa kebutuhan kertas kemasan sangat meningkat sepanjang pandemi. Terutama karena UMKM yang terus berkembang.

Menurut Liana, kini Indonesia menjadi negara paling banyak memiliki perusahaan pulp dan kertas. Peringkat pertama di ASEAN dan peringkat keempat di Asia. Bahkan peringkat keenam di dunia. Hal itu didukung oleh potensi sumber bahan baku yang melimpah. “Terbukti menyumbang pendapatan negara cukup besar. Jadi nggak heran kalau Indonesia ini disorot oleh dunia,” jelasnyi. (*)

Kategori :