SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kementerian Kesehatan sudah menyiapkan suntikan vaksin Covid-19 dosis keempat untuk para tenaga kesehatan. Rencana itu tertuang dalam Surat Edaran Dirjen P2P Kemenkes yang telah diberlakukan sejak 28 Juli 2022. Jawa Timur juga sudah ancang-ancang.
“Tinggal tunggu juknis dari pusat. Yang jelas regimen (pilihan vaksin, Red) sudah ada,” ungkap Jubir Satgas Covid-19 Jatim dr Makhyan Jibril saat dihubungi, Minggu, 31 Juli 2022. Sebab, suntikan dosis keempat itu tidak bisa dipukul rata. Harus menyesuaikan suntikan booster sebelumnya.
BACA JUGA:Covid-19 Naik Terus, Siap-Siap Vaksinasi Dosis Keempat
Begitu juga dengan jumlah dosis yang diberikan. Setiap jenis vaksin berbeda. Itu semua berdasarkan rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI)
Jibril memastikan bahwa vaksinasi dosis keempat bagi nakes siap dilaksanakan. Mengingat suplai vaksin ke Jatim pun aman. “Pemberian booster lanjutan sangat penting karena tenaga kesehatan merupakan prioritas. Ini sebagai bentuk kesiapan tenaga kesehatan jika terjadi gelombang susulan,” katanya.
Ia juga berharap, adanya vaksinasi booster lanjutan bagi nakes itu bisa berkelanjutan. Artinya, masyarakat umum juga menjadi sasaran berikutnya. Tentu, pemberian vaksinasi booster lanjutan punya syarat.
Yakni bagi nakes yang memiliki interval 6 bulan sejak booster pertama. Maka mereka bisa mendapat booster lanjutan di fasilitas pelayanan kesehatan atau sentra vaksinasi lainnya.
“Nah, nakes kita dapat booster kan sudah setahun yang lalu. Jadi saya kira vaksinasi booster lanjutan ini mendesak,” ungkap Epidemiolog Unair Windhu Purnomo. Maka antibodi yang sudah turun perlu diperkuat lagi dengan suntikan dosis keempat. Mengingat Covid-19 masih ada dengan berbagai variannya.
Dan dosis keempat itu telah terbukti efektif di beberapa negara. Seperti Amerika, Inggris, Israel dan beberapa negara lainnya. Negara-negara itu memprioritaskan para lansia dan yang memiliki komorbid.
“Kalau Indonesia, masyarakat umumnya nanti dulu. Karena suntikan booster pertama juga masih lemah,” terangnya. Di Jatim, misalnya, vaksinasi booster pertama masih sekitar 7.068.000 orang. Padahal sasaran targetnya sebanyak hampir 32 juta orang.
Sementara nakes mendapat booster pertama sudah setahun lalu. Tepat saat ada serangan Delta. Maka dipastikan sekarang antibodi mereka turun. Maka perlu perlindungan lagi. “Jangan sampai ada gelombang lagi terus nakes kita yang ambruk. Di gelombang kedua para nakes banyak yang meninggal. Itu jangan terulang,” tandas Windhu. (*)