Bukan Cuma Anak-Anak, Polio Juga Mengintai Orang Dewasa

HARIAN DISWAY - Selama ini, polio sering dianggap sebagai penyakit masa kecil yang sudah lama hilang berkat vaksinasi. Namun faktanya, virus polio masih bisa muncul kembali dan bahkan menyerang orang dewasa, terutama bagi mereka yang belum mendapatkan imunisasi lengkap.

Jadi, penyakit yang dulu dianggap “penyakit anak-anak” masih belum benar-benar pergi dan masih mengintai. Bahkan, orang dewasa yang belum memiliki perlindungan dari vaksin juga rentan terserang.

Sekilas tentang Polio

Polio, atau poliomyelitis, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf pusat dan bisa menyebabkan kelumpuhan permanen. Pada pertengahan abad ke-20, wabah polio menjadi salah satu ancaman kesehatan terbesar di dunia.

BACA JUGA: Kenali Pentingnya Vaksin Polio untuk Melindungi Anak dari Kelumpuhan

BACA JUGA: Masih Darurat Kesehatan Internasional, Kenali Penyakit Polio dan Penularannya

VAKSIN polio menurunkan risiko wabah yang pernah menjadi momok tersebut.  -angelp-Istock

Namun, berkat penemuan vaksin oleh Dr. Jonas Salk pada 1955 dan Dr. Albert Sabin pada 1961, angka polio menurun drastis. Bahkan, WHO mencanangkan target dunia bebas polio sejak 1988, dan hingga kini, tersisa segelintir negara yang masih memiliki kasus polio aktif, salah satunya adalah Afghanistan.

Meski begitu, virus polio belum benar-benar lenyap. Masih ada kemungkinan penyebaran, terutama di daerah dengan sanitasi buruk atau komunitas yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap.

Apakah Polio Bisa Menyerang Orang Dewasa?

Jawabannya adalah bisa. Walaupun lebih sering menyerang anak di bawah usia lima tahun, orang dewasa tetap bisa terinfeksi polio jika tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap virus polio.

BACA JUGA: Kemenkes Bantah PIN Polio Bisa Picu Kanker dan HIV

BACA JUGA: Kondisi Apokaliptik, WHO dan UNICEF Tetap Lanjutkan Vaksinasi Polio di Gaza

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), orang dewasa yang belum pernah divaksinasi, memiliki daya tahan tubuh lemah, atau bepergian ke wilayah dengan kasus polio aktif memiliki risiko terinfeksi lebih tinggi.

Sumber: