1995: Beijing menunda pembicaraan sebagai bentuk protes mereka atas kunjungan Presiden Taiwan Lee Teng-hui ke Amerika Serikat.
1996: Tiongkok lakukan uji coba rudal ke Taiwan untuk menakuti-nakuti pemilih dalam pemilihan presiden demokratis pertama di Taiwan.
2000: Pada Pemilu tahun 2000, KMT pertama kali kalah dan kehilangan kekuasaanya di Taiwan setelah sekian lama. Selama beberapa tahun kedepan hubungan perdagangan antara Tiongkok dan Taiwan mulai membaik kembali.
2005-2015: Ancaman dan Pembicaraan
Maret 2005, Beijing yang benar-benar tak ingin kehilangan Taiwan dari genggamannya dengan mengadopsi undang-undang yang bisa mengilegalkan pemisahan diri Taiwan. Bahkan Tiongkok secara serius menggunakan tindakan militer bila terjadi pelanggaran.
April 2005: pertama kali diadakan pertemuan antara para pemimpin KMT dan Partai Komunis Tiongkok sejak 1949.
2008: Taiwan dan Tiongkok kembali melanjutkan pembicaraan tingkat tinggi setelah Ma Ying-jeou dari KMT terpilih sebagai presiden Taiwan. Ini karena Ma Ying-jeou memiliki ikatan yang sangat baik dengan Beijing.
2010: Taiwan dan Tiongkok sepakat menandatangani Perjanjian Kerangka Kerja Sama Ekonomi. Setelah itu mereka mengadakan pembicaraan antar pemerintah pertama kali sejak pemisahan pada tahun 2014.
2015: Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou bertemu di Singapura dalam agenda pembicaraan. Di sana mereka berjabat tangan dan melambai dengan antusias di hadapan banyak pers. Meski keduanya tak menerbitkan pernyataan bersama.
Tsai Ing-wen saat berkampanye pada Pemilu 2016.-Getty-
Akhir Hubungan Baik (2016-2019)
Januari 2016: Taiwan mengadakan Pemilu dan dimenangkan oleh kandidat oposisi Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokratik yang secara tradisional mendukung kemerdekaan Taiwan. Pada pelantikannya bulan Mei, Tiongkok memperingatkan bahwa perdamaian akan mustahil terjadi bila Tsai Ing-wen membuat langkah untuk memerdekakan Taiwan secara resmi.
Pada bulan Juni, Tiongkok menangguhkan semua komunikasi dengan Taiwan karena pemerintah baru pulau itu menolak mengakui kebijakan “Satu Tiongkok”.
Desember 2016: Presiden terpilih AS, Donald Trump memutuskan kebijakan diplomatik AS yang sudah berjalan selama beberapa dekade. Ia berbicara langsung dengan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen melalui telepon.