Apalagi, program beasiswa itu juga sangat mendesak untuk mengurangi angka putus sekolah. Bahkan, kuota tahun depan sudah ditambah hingga menjadi 25 ribu siswa penerima. Apabila program sukses tahun ini, bisa kembali diadakan di tahun depan.
Sebetulnya, Pemkot Surabaya sudah diminta untuk menyampaikan informasi beasiswa itu langsung ke tiap kecamatan/kelurahan. Lalu, diteruskan hingga ke tingkat RT/RW. Namun, upaya itu tidak maksimal.
Sosialisasi hanya berhenti sebatas surat pemberitahuan di tingkat kecamatan. Tidak ada upaya untuk ”jemput bola”. Alias langsung mendata ulang siswa dari keluarga yang tergolong MBR.
”Sekarang skemanya sudah kami minta untuk diubah. Kemarin pendataan dilakukan di Gelanggang Remaja. Sekarang akan turun ke lapangan,” katanyi.
Pemkot Surabaya mengalokasikan Rp 47,783 miliar untuk beasiswa 13.415 pelajar SMA/SMK/MA sederajat. Ditambah 3.000 mahasiswa dari perguruan tinggi.
Kuota yang tersisa harus segera diselesaikan. Dalam waktu kurang tiga bulan ini harus segera bisa dibuka pendaftaran gelombang ketiga. Jika tidak, mungkin kuota akan dikurangi. (*)