SD di Surabaya, PR Dihapus dan Tambah Ekstrakurikuler Harian

Rabu 19-10-2022,09:00 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Tomy C. Gutomo

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya menerapkan sistem pembelajaran baru pada 10 November nanti. Para pelajar SD/SMP tidak akan lagi dibebani oleh pekerjaan rumah (PR). Kebijakan itu diambil setelah ada usulan dari Wali Kota Eri Cahyadi.

Eri menaruh perhatian khusus kepada anak-anak. Menyoroti perkembangan karakter mereka. Terutama pasca diterapkannya pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19.

Bahwa kemampuan anak-anak rentang usia SD dan SMP dalam bersosialisasi sangat kurang. Itu disebabkan oleh jam sekolah yang terlalu panjang. Sehingga waktu untuk beraktivitas sosial di luar sekolah pun terpangkas. Anak pun menjadi kaku.

”Saya sudah sampaikan kepada kepala dispendik. Bahwa anak-anak itu jangan sampai mendapatkan pembelajaran yang berlebih. Nanti mereka tegang, akhirnya tambah gak pinter, tambah gak karu-karuan,” katanya.

BACA JUGA:Dongeng Wali Kota Eri Cahyadi: Monda-Monca, Cermin Anak Surabaya

Maka jam pembelajaran di sekolah harus dikurangi. Eri merujuk pada minimal jam pelajaran yang ditentukan oleh Kemendikbud Ristek. Dan sepakat agar jam pelajaran dibatasi maksimal hingga jam 12 siang untuk jenjang SD dan SMP.

Sisa waktu dua jam harus diisi dengan hal-hal yang menyenangkan. Tentu tetap dalam kerangka memperkuat pendidikan karakter. Itu bisa diakomodasi oleh berbagai kegiatan ekstrakurikuler.  

”Misalnya, mau melalui seni lukis, mau ketoprak, mau olahraga, atau apa pun itu silakan. Sehingga anak-anak Surabaya, selain memiliki pendidikan formal juga punya karakter luar biasa,” terangnya. Sebetulnya, Eri meminta agar diterapkan mulai bulan ini. Namun, Dispendik Surabaya menyanggupi pada November nanti.

Anggota Dewan Pendidikan Ali Yusa mendukung penuh program pembelajaran tersebut. Sebab, itu sejalan dengan kurikulum Merdeka Belajar. Bahwa siswa bisa mendapat akses belajar lebih luas lagi.

Karena belajar tidak hanya teori dan itu harus benar-benar diimplementasikan. Kalau terlalu lama belajar teori juga bisa stres,” katanya saat dihubungi, Selasa, 18 Oktober 2022. Siswa bisa belajar dengan banyak media pembelajaran yang lebih variatif. Sehingga daya kreatif mereka pun bisa terangsang dengan baik.


Siswi SD Hang Tuah 6 pulang sekolah. -Alyara Hananda - Harian Disway-

Maka pengasahan kreativitas itu bisa dilaksanakan saat ekstrakurikuler. Kalau perlu, dibikin kegiatan sederhana dan sehari-hari. Misalnya, kegiatan memasak bareng. 

Itu akan memberi mereka pembelajaran yang eksperimental. Langsung merasakan pengalaman. Karakter pun bakal lebih mudah terbentuk. 

Terutama kemampuan untuk bekerja sama. Dan tentu saja ruang untuk bereksplorasi. “Itu kan gak bisa didapatkan kalau hanya belajar teori,” ungkapnya.

Namun, program baru tentu akan menimbulkan persoalan baru. Dihilangkan “PR” berarti waktu luang siswa semakin banyak saat di rumah. Di sinilah, para guru dan orang tua punya peran penting.

Kategori :