Banyak anak adopsi dari Belanda yang terbang ke Indonesia pada liburan musim panas Agustus lalu. Ada yang sudah menemukan orang tua kandung mereka seperti Tim van Wijk dan Sumi Kasiyo. Ada juga yang masih mencari seperti Bob Schellens dan Meilany.
—
Pendiri Yayasan Mijn Roots Ana Maria mengabarkan bahwa ada satu lagi anak adopsi yang menuju Surabaya. Hari itu, di awal Agustus, Ana sudah menerima kedatangan Bob Scellens, Olvi Jasinta, Sumi Kasiyo, dan Tim van Wijk.
”Besok Meilany datang ke Surabaya,” kata Ana, Minggu, 21 Agustus 2022. Dia teman dekat Bob Schellens yang sudah lebih dulu tiba di Surabaya.
Orang tua angkat Bob dan Meilany ternyata berteman sejak mereka kecil. Namun, dua sahabat lama itu sudah lama tak bertemu.
Takdir mempertemukan kembali mereka di Surabaya. Tujuan mereka sama: mencari orang tua kandung. Bob sudah keliling Surabaya mendatangi alamat rumah ibunya yang ternyata hotel, RSUD dr Soetomo, hingga ke makam Sunan Ampel. Namun, pencariannya masih nihil.
Siang itu, Senin, 22 Agustus 2022, kami berkumpul di Great Diponegoro Hotel Surabaya. Meilany dan pengurus Mijn Roots serta Bob Scellens bakal menuju ke selatan: Pasuruan.
Dokumentasi Perjalanan menuju Pasuruan. Bob Schellens duduk di depan sedangkan Meilany dan Ilse di tengah mobil.-Lady Khairunnisa/Harian Disway-
Bob ikut dalam pencarian karena ia ingin memasukkan kisah Meilany di film dokumenternya.
Pukul 11.00 saya tiba di lobi hotel. Rupanya Bob sudah ditemani empat orang. Salah seorang di antaranya bule perempuan. Rambutnya yang pirang dipotong pendek. Senyumnyi begitu ramah.
Sisanya orang lokal yang selama ini membantu Mijn Roots. Mereka adalah sepasang suami istri Repta Octarea Venaz dan Mohammad Nasirudin. Siang itu mereka mendapat tugas untuk memandu pencarian orang tua Meilany.
Saya sempat mengira Meilany adalah bule itu. Tiba-tiba seorang perempuan berwajah lokal di dekat bule itu menyapa saya dengan ramah. ”Hi, my name is Meilany. What is your name (Hai, aku Meilany. Siapa namamu)?” tanya dia sembari tersenyum.
”Hi, I am Lady Khairunnisa from Harian Disway (Hai, aku Lady Khairunnisa dari Harian Disway),” jawab saya dengan sedikit tertegun.
Maaf, Meilany, saya kira kamu teman Repta dan Nasirudin. Untung saja saya tidak mengajak Meilany ngobrol duluan pakai bahasa Indonesia. Suasananya bisa makin kikuk.
Ternyata dialah sosok yang diceritakan Ana Maria. Dia nyaris 40 tahun terpisah dari keluarga kandungnyi di Pasuruan.