MEXICO CITY, Harian Disway – Red Bull dijatuhi denda USD 7 juta (setara Rp 108,9 miliar) oleh FIA di sela GP Meksiko, Jumat lalu, 28 Oktober 2022. Penyebabnya, mereka terbukti melanggar budget cap pada musim 2021. Hukuman masih ditambah dengan pengurangan jatah tes aerodinamika sebesar 10 persen.
Hukuman itu dijatuhkan karena musim lalu Red Bull menghabiskan dana melebihi batas yang ditetapkan oleh FIA. Yakni USD 135 juta, atau setara dengan Rp 2,1 triliun. Menurut Team Principal Red Bull Christian Horner, denda USD 7 juta itu berlebihan. Karena kelebihannya hanya GBP 1,86 juta (sekitar Rp 33,6 miliar). Alias 1,6 persen dari budget cap.
’’Hukuman itu jelas memukul kami. Ini handicap,’’ kata Horner, seperti dilansir Guardian. ’’Itu memberikan keuntungan besar buat para kompetitor. Dan karena itulah mereka mendorong hukuman itu diberlakukan. Ada hukuman lain. Tapi mereka bersemangat sekali melobi FIA agar kami dihukum seperti itu. Karena memang itu yang bakal memukul kami habis-habisan,’’ omelnya.
Horner bilang, tim-tim lain pasti senang mendengar Red Bull didenda dan dikurangi jatah tes aerodinamisnya. Namun, mereka tidak akan puas. ’’Aku yakin hukuman itu enggak cukup buat mereka. Bahkan kalau mereka membakar habis wind tunnel kami pun, enggak akan cukup,’’ Horner terus mengomel.
Tim lain memang tidak bersimpati kepada Red Bull. Bos Mercedes Toto Wolff misalnya, berkata bahwa sembilan tim lain dengan bijak mengikuti aturan budget cap. ’’Ini adalah olahraga yang memanfaatkan pencapaian marginal. Lainnya, omong kosong. Enggak ada faktor mitigasi sama sekali,’’ tukas Wolff.
Menurut Horner, Red Bull bisa saja minta banding atas hukuman yang dijatuhkan FIA. Namun, pihaknya memilih move on. ’’Melihat sentimen di paddock, semua orang tampaknya kepingin masalah ini diakhiri. Kami menerima penaltinya, meskipun dengan sangat marah. Kami menerimanya,’’ kata Horner kesal.
Jika dilihat dari bukti yang dikumpulkan FIA, Red Bull memang mengakali budget cap sepanjang 2021. Ada 13 jenis pengeluaran yang tidak dilaporkan. Sehingga jumlah pengeluaran mereka musim lalu tidak melebihi batas USD 135 juta. Mulai dari biaya katering, klaim rumah rumah sakit untuk staf, belanja suku cadang, dan sebagainya.
Uang USD 7 juta, menurut Horner, memang besar. Tapi, ia lebih menyesalkan hukuman berupa pengurangan jatah tes aerodinamika. Termasuk penggunaan wind tunnel dan suku cadang. Yang mana itu akan sangat mempengaruhi performa timnya. ’’Itu nilainya antara 0,25 detik sampai 0,5 detik lap time. Dan bakal sangat ngefek dalam pengembangan mobil kami tahun depan,’’ jelasnya.
Meski demikian, Horner menegaskan, bahwa pelanggaran budget cap tahun lalu tidak sampai mempengaruhi gelar juara dunia yang diraih Max Verstappen. ’’Verstappen sangat layak juara. Akan selalu ada yang mempertanyakan itu, tapi kenyataannya, ia menjalankan tugas dengan luar biasa,’’ tegasnya kepada BBC Sport. (*)
Didenda Rp 108,9 Miliar, Christian Horner: Sekalian Saja Bakar Wind Tunnel Red Bull
Sabtu 29-10-2022,08:13 WIB
Editor : Retna christa
Kategori :