SURABAYA, HARIAN DISWAY- JAWA TIMUR kembali melakukan ekspor dalam jumlah besar. Dikirim ke empat negara. Jepang, Cile, Korea Selatan, dan Belanda. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melepas enam truk yang membawa produk Jatim yang akan dikirim ke luar negeri itu.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Drajat Irawan mengatakan, produk yang akan diekspor tersebut berasal dari empat perusahaan. Di antaranya, PT Cheil Jedang Indonesia yang mengirim 197 ton L-Tryptophan dan Sekar Laut. Juga, kerupuk merek Finna dan sambal ulek seberat 22.542 kilogram atau lebih dari 22 ton.
Semua barang tersebut akan dikirim ke Belanda. Lalu, PT Santos Jaya Abadi mengirim 4.534,50 kilogram kopi Kapal Api ke Korea Selatan. PT Indocipri, Gresik, mengekspor Penta Resin seberat dengan 14.000 kilogram ke Jepang. Terakhir, PT Insera Sena mengirim Sepeda Polygon ke dua negara. Jepang seberat 1.998 ton dan Cile 4.240 ton.
Ekspor itu untuk membantu menaikkan ekonomi Jawa Timur. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, pertumbuhan ekonomi provinsi tersebut pada triwulan II 2022 mengalami pertumbuhan 5,74 persen (year-on-year/YoY).
”Angka tersebut lebih tinggi dengan capaian nasional dalam periode yang sama. Hanya 5,44 persen (YoY). Itu dibangun dari variabel investasi, belanja konsumsi dan ekspor impor,” katanya dalam kegiatan Export Festival di Hotel Novotel Samator, Selasa, 1 November 2022.
Khofifah menambahkan, nominal produk dalam ekspor tersebut adalah USD 1,46 juta. ”Melalui pelepasan ekspor ini, diharapkan mampu memberikan semangat bagi pelaku usaha di Jawa Timur. Termasuk UMKM. Ekspor itu mudah dan dapat dilakukan siapa saja,” ungkapnyi.
Mantan menteri sosial itu menambahkan, nilai ekspor Jatim pada periode Januari– September 2022 mencapai USD 18,08 miliar. Angka itu meningkat 8,45 persen (YoY) bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, ekspor nonmigas Jatim di periode tersebut juga tumbuh 11,17 persen (YoY). Nilai ekspor mencapai USD 17,19 miliar. Sebab, setiap bulan ekspor nonmigas selalu berkontribusi signifikan terhadap total capaian ekspor.
Tercatat, pada September 2022, sebesar 93,32 persen dari total ekspor Jawa Timur ditopang ekspor nonmigas. Atas capaian itu, Khofifah menekankan agar potensi perdagangan asal Jatim terus didorong dari berbagai sektor dan komoditas. Tentu, untuk meningkatkan kualitas ekspor.
”Melalui pelepasan ekspor semacam ini, kita bisa mengapresiasi sekaligus menginspirasi terjalinnya kolaborasi bisnis yang dapat memperluas jaringan usaha bagi para pelakunya,” ucapnyi.
Selain pelepasan ekspor, dalam East Java Export Festival itu, disediakan booth dari berbagai mitra Pemprov Jatim. Mereka memberikan layanan fasilitasi konsultasi dan bimbingan bagi para calon pengekspor. Tujuannya, mampu melakukan ekspor atau memperluas jangkauan ekspornya.
”Di sini peran pemerintah untuk terus berupaya dalam memfasilitasi dan membuka jalan bagi para calon eksportir. Atau eksportir yang ingin melakukan ekspansi,” tuturnyi.
Pemprov Jatim akan terus menjalin kemitraan dengan berbagai institusi maupun lembaga. Itu dilakukan untuk peningkatan kinerja ekspor. Seperti Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI), Atase Perdagangan, dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di negara mitra.
Wujud kolaborasi itu adalah adanya kegiatan business matching online (BMO). Itu bertujuan memberikan sarana kepada para stakeholder perdagangan luar negeri agar saling bertemu dan berdiskusi terkait peluang dagang. (*)