Yang jelas lagu Metallica di-medley dengan lagu Swami, Bento. Lagu ciptaan Iwan Fals dan Naniel C Yakin itu mampu mengajak penonton turut bernyanyi.
Setelah asyik berinteraksi, suara bass, melodi dan drum yang dimainkan para player menunjukkan intro lagu yang khas. ”Ini adalah lagu dari musisi legendaris Kota Surabaya, Gombloh!,” teriak Roy.
Lagu Berita Cuaca pun mengalun. Lagu yang pernah masuk dalam dalam album Boomerang, Segitiga. Sebuah album berisi 15 lagu lawas karya musisi-musisi legendaris Indonesia.
Secara aransemen, lagu itu dibawakan tanpa menghilangkan sama sekali nuansa rock minimalis khas Boomerang. Namun menjadi lebih kaya ditambah permainan keyboard Jay Metalman, keyboardis Plat-L yang turut aktif di E’Dhan Band.
Suasana kafe yang dipenuhi pengunjung saat Roy berjalan ke tengah-tengah mereka untuk menyapa.--
Di tengah penampilannya, Roy mengenalkan bassist yang diajaknya, yakni Hendrix Sanada, eks keyboardis Power Metal sekaligus Andromedha. Sama-sama eks personel band rock legendaris yang kini tampil sepanggung. ”Kalau gitarisnya ini Dhani Mbah Blues. Puteranya almarhum Cak Sapari, anggota Kartolo Cs,” ungkapnya. Juga Rudy sebagai penggebuk drum.
Selanjutnya lagu-lagu Boomerang dibawakan. Tanpa sungkann-sungkan. Kisah, Fajar Pagi dan Bawalah Aku. Sempat terjadi kendala sound system namun penampilan tetap oke.
Melihat penampilan Roy malam itu, tak salah jika ia bisa eksis hingga sekarang. Selepas dari Boomerang, Roy tak lagi memainkan rock minimalis dengan empat player. Melainkan dengan player komplet. Menggunakan rythm section seperti keyboard atau gitar.
Jadi, meskipun popularitasnya tak segemilang dulu, Roy ternyata tetap bisa memuaskan para pecinta musik cadas Surabaya. (Heti Palestina Y-Guruh Dimas Nugraha)