TIMNAS Argentina optimistis bisa bersaing ketat dengan negara lain. Mereka tetap mengandalkan Lionel Messi yang menjadikan piala dunia terakhir.--
Leandro Parades, yang meninggalkan Paris Saint-Germain musim panas ini ke Juventus, mungkin akan menikmati peran penting di lini tengah. Rekan setimnya di Turin, Angel di Maria, veteran lain dari kampanye 2014 dan 2018 yang gagal, kembali dan berusaha untuk memenangkan turnamen untuk apa yang mungkin akan menjadi kesempatan terakhirnya.
Enzo Fernandez, yang tampil sangat impresif untuk Benfica musim ini setelah baru bergabung dari River Plate di musim panas masuk seperti yang diharapkan. Ia akan berusaha menambah caps-nya yang baru dua kali.
Seperti yang sering dialami skuad Argentina, Scaloni tetap saja kekurangan figur gelandang bertahan. Itulah kelemahan mencolok tim sekarang yang menjadi diskusi panas di negeri paling selatan Benua Amerika itu.
Messi tentu saja merupakan starter andalan dengan pemain seperti Papu Gomez dan Joaquin Correa menjadi penyokong utamanya.
Scaloni memang berusaha keluar dari friksi internal tim yang selama ini kerap meletup tiba-tiba dan menjadi penghalang serius prestasi Argentina.
Piala Dunia 2018 di Rusia, misalnya, dirusak perselisihan skuad dengan pelatih kepala saat itu, Jorge Sampaoli. Sempat muncul kala itu desas-desus bahwa Sampaoli sudah dilucuti perannya saat Argentina menghadapi laga penyisihan grup ketiga dan laga penyisihan grup terakhir melawan Nigeria.
Argentina kemudian akhirnya rontok di babak 16 besar karena kalah 3-4 dalam duel seru melawan Prancis yang akhirnya tampil sebagai juara.
Kali ini Tango hadir dengan rekor fantastis. Lionel Messi dkk kini sudah mengoleksi rekor 35 kali tak terkalahkan. Tinggal dua pertandingan lagi, Argentina bisa memecahkan rekor tidak terkalahkan dalam 37 laga Italia bersama pelatih Roberto Mancini.
Argentina juga memenangkan edisi ketiga Finalissima melawan juara Eropa, Italia, di Wembley awal tahun ini.
Setelah juara 1986, Argentina masih sempat mencapai final pada Piala Dunia 1990 di Italia. Namun, kala itu Argentina kalah oleh Jerman Barat di final. Pada 2014, lagi-lagi Lionel Messi dkk tidak berkutik kala melawan Jerman. Gara-gara itu, Clarin menulis, jangan sampai Jerman jadi penjegal mimpi Argentina lagi. Takhayul.
Rodrigo De Paul--