Astaga, petugas Xiamen Air tidak mau menerima QR code kesehatan kami yang hasil screenshot. Maunya yang asli: yang warnanya bisa berubah sewaktu-waktu mengikuti hasil tes PCR terkini.
Untungnya tak ada problem berarti. Hanya Pak Amal Ghozali yang agak kesulitan login ke akunnya. Karena kelupaan password-nya. Tapi akhirnya beres juga.
Penumpang mengabadikan momen sebelum masuk ke pesawat Xiamen Air yang akan membawa mereka ke Tiongkok.-Novi Basuki-Harian Disway-
Kami pun dipersilakan masuk antrean. Biar simpel, paspor kami berlima saya kumpulkan jadi satu. Saya yang ngurus check-in. Yang lain berbaris menunggu di belakang.
Bagasi saya lolos.
Bagasi Pak Yusuf Ramli lolos.
Bagasi Pak Amal lolos.
Bagasi Pak Rois lolos.
Empat boarding pass pun dicetak.
Tinggal bagasinya Pak Kasnadi.
Tapi, kok lama sekali?
Kelihatannya ada yang tak beres. Petugas check-in tampak serius berbincang.
Saya mulai tegang.
Petugas dari Tiongkok yang tubuhnya atletis menghampiri saya. "Tolong Bapak ini ajak ikut saya," katanya dengan bahasa Mandarin, menunjuk Pak Kasnadi.
Ia berjalan ke samping antrean yang tidak banyak orang. Saya dan Pak Kasnadi mengikuti.
"Bapak ini positif. Tidak bisa berangkat," katanya.