Mereka: Rudyanto Gunawan (71) dan istri, Margaretha (68). Juga adik kandung Rudyanto, Budiyanto Gunawan (68). Serta, anak Rudyanto-Margaretha, perempuan bernama Dian (40). Meninggal semua di rumah mereka.
Berdasarkan data kartu keluarga, alamat tersebut hanya dihuni empat orang tersebut. Tiada lain. Dengan demikian, tidak ada saksi yang bisa dimintai keterangan polisi. Di lokasi dan sekitarnya tidak ada kamera CCTV.
Hasil pemeriksaan forensik, itu tadi: tidak ada makanan di lambung. Juga, tidak ada tanda-tanda kekerasan. Kondisi rumah rapi, tidak acak seperti korban perampokan.
Apakah mereka bunuh diri atau dibunuh? Jadi polemik riuh di tengah masyarakat yang sudah demam politik terkait Pilpres 2024.
Tidak makan belum tentu lapar. Sebab, kata ”lapar” adalah pengakuan orang yang tidak makan. Tidak semua orang tidak makan mengaku lapar. Apalagi, jika itu ditafsirkan kelaparan. Sebab, kata ”kelaparan” berkonotasi yang bersangkutan tidak mampu membeli makanan. Atau miskin.
Sekeluarga itu tidak miskin. Rumah mereka itu perumahan kluster. Pintu gerbang kompleks perumahan tersebut selalu dijaga satpam 24 jam. Tamu masuk dicatat identitasnya.
Rumah itu ukuran sekitar 7 x 15 meter, 2 lantai. Harga pasaran di situ sekitar Rp 1,5 miliar.
Mereka juga punya mobil Honda Brio keluaran terbaru. Ternyata mobil tidak ada di rumah tersebut.
Hasil penyidikan polisi, mobil itu, Honda Brio nopol B 2601 BRK, ditemukan di sebuah showroom jual beli mobil bekas di kawasan Jakarta Barat.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada pers, Selasa (15/11), mengatakan, mobil milik Rudyanto itu benar ditemukan di showroom Jakarta Barat.
Hengki: ”Betul. Sudah ditemukan. Tapi, mobil itu dijual Budiyanto (adik sang pemilik mobil) pada 20 Januari 2022.”
Bisa disimpulkan, mungkin tidak ada kejahatan di situ. Mobil memang dijual adik sang pemilik yang tinggal serumah dengan pemilik. Harga jual Rp 160 juta.
Penjualan mobil itu menegaskan, keluarga tersebut tidak miskin kelaparan, lalu mati. Ditilik dari harga dan tanggal penjualan, semestinya keluarga tersebut sangat bisa beli makanan.
Terus, bagaimana? Kasus itu mendapat perhatian masyarakat. Jadi buah bibir. Polisi pun terdesak untuk mengungkap penyebab kematian mereka. Polisi harus segera mengumumkan penyebab kematian berdasar bukti ilmiah.
Meski kasus kelihatan rumit, Kombes Hengki mengatakan, polisi sudah hampir mengungkapnya. ”Sabar. Tunggu sebentar lagi. Sudah ada titik terang,” katanya seusai olah TKP, Rabu petang, 16 November 2022. (*)