Sejarah dan Tradisi Lima Hari Diwali, Festival Cahaya yang Penuh Makna

Sejarah dan Tradisi Lima Hari Diwali, Festival Cahaya yang Penuh Makna

Potret Diya, lampu tanah tradisional dalam perayaan Diwali--pexels.com

HARIAN DISWAY - Perayaan Diwali atau Festival Cahaya merupakan perayaan keagamaan yang dirayakan oleh umat Hindu (khususnya Hindu mazhab India), Jain, Sikh, dan sebagian umat Buddha di seluruh dunia. 

Perayaan tersebut dirayakan pada hari ke-15 bulan ke-8 berdasarkan kalender lunar Hindu. Dalam kalender Masehi, perayaan itu jatuh pada 20 Oktober 2025.

Diwali umumnya dirayakan dengan meriah. Rumah-rumah diterangi oleh berbagai lilin dan lampu tanah tradisional (diya). Kemudian aneka kembang api menyinari langit malam.

Selain itu, ada pula rangoli atau hiasan berwarna-warni. Juga berbagai bentuk yang biasanya terdapat di halaman rumah. Pada momen itu, masyarakat saling berbagi doa dan hadiah.  

BACA JUGA: Hari Santri 2025 Jadi Momentum Refleksi Satu Dekade Perjuangan Santri

BACA JUGA: Hari Tulang dan Sendi Anak Sedunia: Kenali, Cegah, dan Rawat Sejak Dini

Setiap tahun, perayaan Diwali dirayakan sebagai harapan akan kedamaian, kebahagian, kemakmuran, dan keberuntungan. 

Sejarah Diwali


Perayaan Diwali atau Festival Cahaya merupakan perayaan keagamaan yang dirayakan oleh umat Hindu, Jain, Sikh dan sebagian umat Buddha di seluruh dunia--pexels.com

Diwali berasal dari bahasa Sansekerta "Deepavali" yang berarti deretan cahaya. Dirayakan sebagai simbol kemenangan atas kegelapan dan kebaikan atas kejahatan.

Dilansir dari situs Encyclopaedia Britannica, Diwali sebagai festival cahaya telah dirayakan selama berabad-abad. Berkembang dari tradisi lokal India yang bertepatan dengan hari bulan baru (amavasya) di bulan Karttika. 

Perayaan tersebut bahkan telah ada dalam catatan tertua Kamasutra Vatsyayana dari abad ke-3 Masehi. Diwali disebut sebagai Yaksharatri atau malam yaksha. Yaitu roh alam yang dipimpin oleh Kubera, dewa kekayaan.

BACA JUGA: Hari Pangan Sedunia, Pertamina dan Kemenko Pangan Kolaborasi Wujudkan Ketahanan Pangan

BACA JUGA: Hari Menopause Sedunia 2025: Pentingnya Lifestyle Medicine untuk Kesehatan Perempuan

Selain itu, terdapat catatan kuno lainnya yang mengabdikan Diwali. Seperti Purana (400-1500 M), Nilamata Purana dari Kashmir (abad ke-7), Yashastilaka oleh biksu Jain Somadeva (abad ke-10), dan dalam catatan abad ke-11 tentang budaya dan ilmu pengetahuan India Taḥqīq mā li-l-hind oleh sarjana Muslim al-Bīrūnī. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: diolah dari berbagai sumber