Pendiri Komunitas Roode Brug Soerabaia Ady Setyawan bertamu lagi dengan Jean-Luc di Hotel 88, Jalan Embong Malang, Surabaya, Senin, 7 November 2022. Sehari sebelumnya, mereka sama-sama ikut aksi teatrikal Parade Juang di Surabaya. Di hotel itu, Jean menceritakan kisah yang membuat Ady geleng-geleng.
— SUARA knalpot menggelegar terdengar sampai ke halaman belakang Disway News House, Senin, 7 November 2022. Tak lama kemudian, Ady muncul dari area parkir di samping gedung peninggalan era kolonial itu. ”Berangkat sekarang?” tanya jebolan teknik sipil ITS itu. Saya mengemasi barang-barang ke tas dan langsung berangkat menuju Embong Malang. Rupanya, suara itu muncul dari sepeda motor Royal Enfield milik Ady. Warna merah hati. Masih sangat kinclong. Kami membelah jalanan protokol Surabaya yang lumayan ramai sore itu. Tujuan kami adalah Hotel 88 di Embong Malang. Jean-Luc sengaja menginap di sana karena sehari sebelumnya ikut aksi teatrikal di Parade Juang. Tak sampai 10 menit, kami sudah tiba. Ady menelepon Jean dan mengabarkan kami sudah menunggu di kafe hotel di lantai dasar.DUA KAWAN yang baru bertemu, tetapi langsung klop. Pendiri Roode Brug Soerabaia Ady Setyawan dan Jean-Luc di Hotel 88 Surabaya, Senin, 7 November 2022-Salman Muhiddin/Harian Disway- Jean muncul tak lama berselang. Rambutnya yang gondrong diikat rapi. Pakai kemeja biru gelap dengan celana jins biru langit. Kedua tangannya dipenuhi warna-warni tato. ” Hi, my name is Jean-Luc Oudkerk Pool (Hai, nama saya Jean-Luc Oudkerk Pool, Red),” katanya, lalu kami berjabat tangan. ”Ha!” kata saya dengan mulut ternganga. ”Jean-Luc Oudkerk Pool,” ujar Jean lebih pelan. Saya tetap enggak ngeh . ” Never mind, it’s difficult to pronounce (Sudahlah, memang sulit diucapkan, Red),” katanya, lantas tertawa. Nama itu diambil dari sang ayah angkat: Menno Oudkerk Pool. Seorang guru sukses di Belanda. Kami memesan dua kopi dan segelas susu. Jean pun mulai menceritakan kisah adopsinya. Sebelum bertemu Jean, Ady sudah memberi tahu bahwa Jean sudah menemukan keluarga angkatnya di Bandung. Foto ibu kandung dan pesan berantai dikirim via WhatsApp. Rupanya seseorang yang disepuhkan di sana membaca pesan itu di grup masjid. Ia mengenal foto perempuan tersebut. Setelah dicocokkan, ternyata kisahnya sama. ” But, she already passed away in 2016 (Tapi, ibuku sudah meninggal pada 2016, Red),” ucap pria kelahiran 1982 itu. Sayang sekali, dia tak bisa memeluk ibunya. Di Bandung, Jean hanya bisa bertemu dengan kakak-kakaknya. Terkadang, durasi pencarian keluarga kandung di Indonesia sangat lama. Bisa puluhan tahun dan tidak ketemu. Sebab, pada 1973–1983 banyak dokumen adopsi yang dipalsukan. Jean beruntung lantaran dokumen adopsinya masih lengkap. Plus, sang ayah angkat masih menyimpan foto ibu kandungnya. Pencarian berlangsung tak sampai sepekan.
PARADE JUANG kedatangan pemain berkebangsaan Belanda Jean-Luc dan Christa Wongsodikromo. Namun, mengalir darah Indonesia di tubuh keduanya.-Ali Muchlison- Meski sudah bertemu kakak-kakaknya, Jean belum tahu persis kisah adopsinya. Ia perlu lebih sering pulang kampung ke Bandung untuk mengurutkan fakta-fakta sejarah adopsi 40 tahun silam. Perlu ngobrol lebih panjang. Jean sebenarnya tidak berniat mencari orang tua kandungnya. Ada banyak yang seperti itu. Anak-anak adopsi di Belanda tak mau terjebak dengan masa lalu yang mungkin sangat menyakitkan untuk diketahui. Namun, beberapa tahun belakangan, setelah ayah angkatnya meninggal, perasaan untuk mengetahui ”akar” aslinya muncul. Biasanya ia datang ke Indonesia untuk berlibur. Namun, kedatangan kali ini disisipi misi pencarian orang tua kandung. Jean datang tidak sendiri. Ia ditemani Christa Wongsodikromo yang juga ikut Parade Juang. ” Christa has been very important in my search for my family and reconnecting my roots (Christa sangat penting dalam pencarian keluarga saya dan menghubungkan kembali saya dengan Indonesia, Red),” kata Jean. Sayangnya, Christa belum bisa bergabung dengan kami di kafe karena ada urusan lain. Dia banyak memberikan pemahaman kepada Jean tentang pentingnya menjalin koneksi dengan negara asal. Indonesie is een plek om naar terug te keren , Jean! (Indonesia adalah tempat untuk kembali, Jean!). (Salman Muhiddin)
Christa Meminta Jean Ikut Parade Juang . BACA BESOK!