Cheng Yu Pilihan Ketua Umum FOBI Kalbar Sugioto: Ji Shan Cheng De

Rabu 30-11-2022,04:00 WIB
Reporter : Novi Basuki & Annie Wong
Editor : Tomy C. Gutomo

BAGI Sugioto SH MKn, yang terpenting dalam hidup adalah budi pekerti dan kejujuran. Tanpanya, kata ketua umum Pengprov Federasi Olahraga Barongsai Seluruh Indonesia (FOBI) Kalbar tersebut, kita akan menemui banyak kesulitan dalam hal apa pun. Makanya, kita mesti memupuk kebiasaan-kebiasaan terpuji. 

Dalam hal ini, kebudayaan Tiongkok klasik mengajarkan kita untuk senantiasa menjunjung tinggi apa yang disebut sebagai "八德" (bā dé): delapan kebajikan. Yang terdiri dari: 孝 (xiào), 悌 (), 忠 (zhōng), 信 (xìn), 礼 (), 义 (), 廉 (lián), 耻 (chǐ). 

Yang masing-masing artinya: (1) berbakti kepada orang tua, (2) membimbing dan mengasihi yang muda, (3) setia kepada negara dan pemimpin, (4) berintegritas dan dapat dipercaya, (5) mempunyai akhlak yang mulia, (6) memiliki harga diri dan tahu balas budi, (7) sederhana dan hidup lurus, (8) tahu malu dan tidak melanggar etika.

Tentu, untuk bisa mempunyai sifat-sifat itu, harus dilatih terus-menerus sedini mungkin. Orang-orang di sekitar akan sangat berpengaruh. Apalagi di zaman kiwari. Segalanya bisa masuk dengan begitu cepat lewat teknologi. Tak heran bila dulu, ibunya Mencius 孟子, filsuf besar konfusianisme, rela hijrah berkali-kali untuk mencarikan lingkungan yang steril dari pengaruh negatif untuk anaknya.

Yang repot, sekarang serba bolak-balik. Yang tak jujur, agaknya, lebih cepat sampai ke tujuannya ketimbang yang menempuh jalan yang lurus. "Cari yang haram saja sudah susah, apalagi yang halal," kata lagunya Oma Irama.

Makanya, perlu filter yang kuat. Caranya, dengan "积善成德" (jī shàn chéng dé), kalau menurut filsuf masyhur Konfusianisme Xun Kuang 荀况. Yaitu: membiasakan berbuat baik, sehingga terbentuk akhlak yang mulia. (*)

 

Kategori :