Akhirnya, Venna Melinda berkata: ”Saya rasa kekerasan ini sudah cukup. Saya ingin fokus pada anak-anak dan kerja. Saya akan gugat cerai yang bersangkutan (Ferry Irawan).”
ITU dikatakan Venna kepada pers di Polda Jatim Kamis (12/1). Saat itu dia didamping dua anak dari pernikahan terdahulu.
Bahkan, untuk menyebut nama Ferry saja dia ogah.Venna menyebut Ferry dengan ”yang bersangkutan”. Tanda bahwa dia sudah patah arang dengan Ferry.
Dikatakan: ”Saya sangat trauma (atas KDRT di Kediri, Jatim, Minggu lalu). Sebelum berangkat ke Kediri, saya mengalami asam lambung. Tapi, sebagai istri, saya selalu berusaha mempertahankan perkawinan dan mencintai serta menghargai suami saya.”
Setelah KDRT, Venna mengaku, semuanya berubah. Sebab, katanyi, peristiwa Kediri bukan satu-satunya KDRT yang dia terima dari suami. Melainkan, sudah pernah terjadi. Bahkan, dia mengaku Ferry tidak memberikan nafkah dalam tiga bulan terakhir.
Banyak hal yang dikatakan Venna tentang pernikahan dirinyi dengan Ferry yang baru berjalan sembilan bulan. Tapi, ada yang mengejutkan: ”Saya istri keempatnya.”
Jadi, Ferry sudah cerai tiga kali. Akan yang keempat. Sedangkan, Venna sudah pernah cerai sekali. Akan yang kedua.
Hitung-hitungan itu tanda bahwa menikah tidak gampang. Sangat rumit. Meski, banyak juga pasutri yang, menikah sekali, awet sampai kematian menjemput. Cerai merupakan suatu keputusan besar dalam hidup manusia. Pahit banget. Apalagi jika pelaku memprediksi masa depan, pascacerai. Sedih.
Tapi, mempetahankan pernikahan yang menyiksa diri jauh lebih pahit lagi. Tak cuma pahit sekali, tetapi terus-menerus.
M. Rosie Shrout, doktor psikologi sosial dari Purdue University, West Lafayette, Indiana, Amerika Serikat (AS), melakukan riset tentang pasutri yang tidak cocok, tapi bertahan tidak cerai.
Shrout meriset 373 pasutri heteroseksual (perlu disebut karena di sana ada pasutri homoseksual) selama 16 tahun pernikahan awal responden sampai dengan akhir riset 2018.
Hasil riset itu dipresentasikan Shrout di forum International Association for Relationship Research Conference di Colorado, AS. Presentasi Shrout tersebut dimuat di The Guardian, 16 Juli 2018, berjudul A bad marriage can seriously damage your health, say scientists.
Pernikahan rusak. Sangat merusak. Jiwa dan raga. Para pelakunya.
Pasutri beda pendapat, pasti terjadi. Berbagai topik. Soal pengasuhan pendidikan anak-anak, uang, mertua, kerabat dekat, pilihan rekreasi, dan apa saja, bisa menimbulkan beda pendapat.
Di beda pendapat itulah pasangan diuji. Cara mengelola beda pendapat. Jika salah satu keras kepala, ngotot, ngeyel, maka didiskusikan, uji pendapat tentang baik-buruk pendapat orang yang keras kepala.