Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan mendatangi PN Surabaya, pada Senin, 16 Januari 2023. Kedatangan mereka untuk mengawal sidang lima terdakwa yang dianggap bersalah atas hilangnya 135 nyawa di Malang, 1 Oktober 2022.
--Sedari pagi Rini Hanifah, Juariah, dan Mistafuddin sudah berada di depan PN Surabaya. Mereka merupakan orang tua korban yang ingin menyaksikan langsung jalannya sidang kasus Tragedi Kanjuruhan.
Rini Hanifah mengatakan, dia dan keluarga korban lainnya datang tanpa dikoordinir. Rini merupakan ibu dari korban bernama Agus Riansyah Pratama Putra.
“Tadi saya berangkat dari Pasuruan jam delapan. Kami datang atas keinginan sendiri. Saya ingin melihat langsung persidangan ini,” terang perempuan 43 tahun itu.
Rini dan keluarga korban lainya sempat kecewa saat tiba di PN Surabaya. Pasalnya mereka dihadang oleh petugas keamanan. Mereka tidak diperbolehkan masuk ke Ruang sidang Cakra.
“Ya kami disuruh duduk di sini (tenda pengunjung), katanya satpam tadi gak boleh masuk,” ucap Rini.
Beruntung tidak lama kemudian ada tim penasihat hukum korban Tragedi Kanjuruhan yang mendatangi mereka. Akhirnya mereka diizinkan untuk menyaksikan persidangan.
Mata Rini berkaca-kaca saat melihat 5 terdakwa di layar televisi ruang sidang. Seketika dia teringat dengan sang anak. Emosi Rini tidak bisa disembunyikan lagi. Sedih dan marah jadi satu.
Tangan Rini gemetar. Dia sudah tidak sabar lagi untuk mendengar vonis hakim. Namun, Rini dan keluarga korban harus bersabar. Ini baru sidang pertama. Perjuangan menanti keadilan masih panjang.
“Saya ke sini untuk mencari keadilan anak saya. Anak saya dibantai secara biadab mas. Dia ke sana nonton bola, bukan mau demo,” ungkapnya dengan suara lirih.
Tangis Rini pecah saat mengungkapkan harapannya terhadap hasil sidang nantinya. Secara serempak, Rini dan keluarga korban lainnya meminta majelis hakim memberi hukuman seberat-beratnya kepada para terdakwa.
Rini Hanifah menunjukkan foto mendiang anaknya-Pace Morris - Harian Disway-
“Kalau perlu hukuman mati. Biar sama seperti anak-anak dan keluarga kami,” kata Rini sambil menunjukkan foto almarhum Tole, panggilan sayang untuk mendiang Agus.