Nasib Bocah Neng Ayu, Anak Serial Killer Bekasi

Rabu 25-01-2023,04:55 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Korban serial killer Bekasi, Neng Ayu Susilawati, 5, selamat dari racun. Si ayah, Wowon, 60, dipenjara. Ibunda Maemunah, 40, tewas karena diracun Wowon cs. Adik Neng Ayu, Bayu, 2, tewas dibunuh Wowon juga. Ayu kini sendirian.

NASIB Ayu kini jadi perhatian polisi. Dia masih dirawat di RSUD Bantar Gebang, Bekasi. Tapi, sudah didampingi tim dari KPAD (Komisi Perlindungan Anak Daerah) Bekasi.

Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko kepada wartawan, Selasa, 24 Januari 2023, mengatakan, ”Kasihan anak itu. Sekarang diawasi KPAD Bekasi.”

Tapi, polisi ikut mengawasi Ayu. Dikhawatirkan, masih ada komplotan Wowon cs yang belum terungkap. Ayu berusaha dibunuh dengan racun oleh Dede Solehudin (paman Ayu). Itu berdasar pengakuan tersangka ke polisi, jadi saksi kejahatan serial killer.

Alasan tersangka itu mengherankan polisi. Ayu masih balita. Bahkan, adik Ayu yang bernama Bayu, malah bayi 2 tahun, juga dibunuh tersangka Solihin pada Oktober tahun lalu.

Alasan tersangka membunuh balita dinilai polisi kurang logis. Anak kecil tidak mungkin mampu bersaksi penipuan trio dukun Wowon-Solihin-Dede. Apalagi, jadi saksi pembunuhan para korban (total sembilan korban tewas). Mungkin, trio tersangka bersikap ekstra hati-hati agar sama sekali tak ada saksi.

Ayu bisa dipastikan terguncang. Cuma, dia belum bisa mengungkapkan perasaannyi.

Spencer Eth dan Robert L. Pynoos dalam buku mereka yang bertajuk Post-traumatic stress disorder in children (1985) menyebutkan, anak yang tahu pembunuhan antarorang tua, baik saat kejadian pembunuhan maupun beberapa tahun sesudahnya, dipastikan mengalami PTSD (post-traumatic stress disorder).

Itu gangguan jiwa tergolong berat. Berdampak merusak buat hidup anak di kemudian hari. Dan, anak di usia 10 tahun ke bawah belum bisa mengungkapkan keguncangan jiwa yang dialami.

Dampak bisa direduksi jika anak diterapi psikiater dengan benar, dan dalam tempo lama. Psikiaternya harus berpengalaman menangani pasien PTSD bidang pembunuhan dalam keluarga. 

Ada banyak penyebab PTSD pada anak. Bisa akibat pengabaian ortu atau korban kekerasan baik oleh ortu maupun orang lain, atau korban pelecehan oleh ortu atau orang lain, atau ditinggal mati ortu. Dan, akibat pembunuhan ortu oleh orang lain. Paling sulit ditangani, akibat pembunuhan dalam keluarga seperti yang dialami Neng Ayu.

Buku karya Eth dan Pynoos itu terkenal di Amerika Serikat (AS). Best seller. Dimuat di berbagai media massa di sana, pada zamannya.

Los Angeles Times, 5 Oktober 1985, memuat dengan judul Shock Haunts Children Who See Parent’s Slaying. Ditulis reporter Ann W. O’Neill.

Di situ diulas, betapa sulit menangani PTSD anak akibat pembunuhan dalam keluarga. Bahkan, oleh tim psikiater sekalipun. Di AS, yang gudangnya ilmuwan.

Para psikiater sering gagal menangani pasien jenis itu. Sebab, pasien memendam rasa. Menutup luka hati. Bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Atau, seolah-olah pasien sudah sembuh dari luka dalam jiwa, PTSD. Namun, ternyata beberapa tahun kemudian dampak PTSD pasien meledak dalam emosi berlebihan.

Kategori :

Terkait

Minggu 17-12-2023,21:03 WIB

Serial Killer dari Wonogiri

Jumat 10-02-2023,04:15 WIB

Anggota Densus 88 Merampok?