PARIS, HARIAN DISWAY - BANYAK yang tidak rela Lionel Messi dan Neymar terus membela Paris Saint-Germain (PSG). Ketidaksenangan itu muncul bukan karena soal teknis, melainkan soal adab. Soal perilaku. Sikap pemain terhadap pendukung klub. Adalah eks pemain PSG Jerome Rothen yang melontarkan kritik tersebut.
Rothen mengatakan, Messi semestinya tidak perlu mendapatkan kontrak baru. Gajinya kelewat besar untuk pemain seusia itu. Usia Messi 35 tahun. Kontribusinya untuk tim begitu-begitu saja. Tidak istimewa.
Bahwa ia alien, itu betul. Namun, itu dulu, zaman Messi masih memperkuat Barcelona. Sekarang, sekalipun sudah berduet dengan Neymar dan Kylian Mbappe, PSG tetap saja tidak bisa mengangkat trofi Liga Champions. ”Jadi, buat apa memberi Messi kontrak baru,” ucapnya seperti dikutip L’Equipe.
Keinginan PSG memperpanjang kontrak Messi ibarat lelucon. Bisa-bisa PSG kena masalah financial fair play. Ia mengingatkan PSG jangan sampai masuk jebakan skandal keuangan seperti Manchester City.
Media Prancis selama ini melaporkan, Messi mendapakatkan bayaran GBP 52 juta setahun di PSG. ”Mengelola Messi, Neymar, dan Mbappe itu rumit. Apalagi, gaji mereka bertiga sangat tinggi. Saya melihat PSG terjebak dalam financial fair play karena apa yang harus mereka bayarkan dalam bentuk gaji telah meledak.
Sekarang mereka akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan kembali uang dalam jumlah besar dengan gaji Messi, ini memungkinkan mereka untuk merekrut dan meningkatkan skuad. Jadi, adalah ide yang buruk untuk memperbarui kontrak dengan Messi,” ungkapnya.
Rothen juga mengkritik Messi karena tidak ”berinvestasi dalam proyek” dan menolak untuk ”menempatkan klub di depannya”.
Messi, katanya, tidak pernah berterima kasih kepada para penggemar. Ia menundukkan kepalanya dan pergi ke ruang ganti begitu saja. ”Bahkan, ketika merayakan gol dan namanya dinyanyikan, ia tidak pernah memberikan isyarat kepada para penggemar untuk berterima kasih atas dukungan mereka,” ucapnya.
Selama membela PSG, Messi telah mencatatkan 58 penampilan. Ia mencetak 26 gol dan memberikan 29 assist. Messi memenangkan gelar Ligue 1 musim lalu. Kini PSG berada di jalur yang tepat untuk dinobatkan sebagai juara lagi musim ini. Mereka berada di puncak klasemen. PSG unggul delapan poin atas penantang terdekat mereka, Marseille.
Rothen juga tak lupa menyerang Neymar. Ia mengatakan, sebagai pemain termahal dunia, Neymar malah punya relasi yang sangat buruk dengan fans PSG. Sejak ia menyatakan ingin kembali ke Barcelona pada 2019, suporter PSG sudah tidak pernah memaafkannya.
”Dua sosok itu tidak pernah berinteraksi dengan fans PSG. Ini sangat menyedihkan. Manajemen PSG sebetulnya tidak perlu memberikan privilese atau hak istimewa kepada dua pemain itu. Toh, dengan Messi dan Neymar, PSG tak kunjung bisa meraih trofi Liga Champions,” tegasnya.
Rothen menuduh dua sosok fenomenal itu bermain bola hanya untuk memenuhi kontrak dengan gaji yang besar. ”Kedua sosok itu tidak pernah bermain dengan hati untuk PSG,” ucapnya.
Neymar terkesan cuek dengan fans PSG. ”Saya masih punya kontrak dengan PSG. Saya tidak peduli apa pun kata orang. Bahwa ada orang yang menilai saya tidak bermain optimal dalam setiap pertandingan, itu jelas sangat subjektif. Itu penilaian mereka,” ujar Neymar.
Rothen mengatakan, tidak ada sama sekali keinginan dari klub untuk memulihkan situasi. Hubungan dengan supoter dibiarkan berantakan. Relasi pemain PSG dan suporter cenderung mekanis. Seusai merebut gelar Ligue 1, misalnya, Neymar malah ketahuan mengolok-olok PSG karena hanya merebut trofi Ligue 1. ”Bosan. Bisanya hanya ini,” ucap Neymar di Instagram. (*)