JAKARTA, HARIAN DISWAY - Kali ini, Bank Indonesia (BI) mengambil keputusan besar. Memilih untuk menahan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate di angka 5,75 persen.
Padahal, sebelumnya suku bunga acuan itu dinaikkan 0,25 basis poin dalam waktu singkat. Yakni dari 5,5 persen pada 22 Desember 2022 menjadi 5,75 persen pada 19 Januari 2023. Kenaikan suku bunga acuan itu sudah mencapai 225 bps sejak Agustus 2022 lalu. Juga suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 5 persen dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,5 persen. Tentu ada pertimbangan kuat atas penahanan suku bunga acuan kali ini. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, pertimbangannya konsisten. Yakni dengan stance kebijakan moneter preemptive dan forward looking. Agar bisa memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi ke depan. "Inflasi inti maupun Indeks Harga Konsumen menurun lebih cepat dari yang kita perkirakan," jelas Perry dalam konferensi pers virtual pada Kamis, 16 Januari 2024. Dengan suku bunga acuan itu, ia meyakini inflasi inti dan IHK tetap dalam kisaran 3 persen plus minus 1 persen pada semester I. Ada pengaruh based effect terhadap IHK setelah terjadi kenaikan BBM. Namun, ia memprediksi IHK akan mencapai 3,5 persen begitu based effect tersebut menghilang. Bahkan kemungkinan turun lagi pada semester II. BI juga menetapkan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah. Tujuannya untuk mengendalikan inflasi barang impor. Dan diperkuat dengan pengelolaan devisa hasil ekspor melalui implementasi operasi moneter valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) sesuai dengan mekanisme pasar. Perry optimistis pertumbuhan ekonomi melesat di atas 5 persen. Itu didorong oleh kinerja ekspor yang lebih tinggi. Mengingat adanya pengaruh kiat atas perbaikan ekonomi Tiongkok. "Konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh tinggi dipengaruhi keyakinan pelaku ekonomi yang meningkat," jelasnya. Juga disebabkan kenaikan mobilitas masyarakat pasca pencabutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Investasi pun akam membaik didorong perbaikan prospek bisnis, peningkatan aliran masuk Penanaman Modal Asing (PMA), serta penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berlanjut. (*)BI Tahan Suku Bunga Acuan 5,75 persen
Kamis 16-02-2023,17:15 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Salman Muhiddin
Kategori :
Terkait
Senin 20-01-2025,19:14 WIB
BI-Rate Turun, Ekonomi Domestik Naik
Rabu 15-01-2025,17:23 WIB
BI Rate Turun Jadi 5,75 Persen, Bank Indonesia Jaga Inflasi
Sabtu 11-01-2025,16:00 WIB
Spesifikasi Lenovo V14, Laptop untuk Bisnis dan Pendidikan
Selasa 24-12-2024,08:00 WIB
Uang Longgar Berdampak Positif, Kucuran Uang Tunai Berpotensi Kerek Harga
Selasa 17-12-2024,15:48 WIB
KPK Periksa Kantor BI, Diduga Terkait Kasus Korupsi CSR
Terpopuler
Kamis 30-01-2025,19:02 WIB
Starting XI Timnas Indonesia U-20 vs India: Raven-Welber Starter!
Kamis 30-01-2025,15:18 WIB
Jelang Persebaya vs Persita, Paul Munster Ungkap Kans Francisco Rivera Bermain!
Jumat 31-01-2025,09:55 WIB
FCSB vs Man Utd 0-2: Dalot dan Mainoo Bawa Setan Merah Lolos Otomatis ke Babak 16 Besar
Kamis 30-01-2025,18:50 WIB
Persebaya vs Persita, Hidayat Latihan Lagi dengan Skuad Green Force
Kamis 30-01-2025,20:59 WIB
KTM Luncurkan Tim MotoGP 2025 di Tengah Tantangan Finansial
Terkini
Jumat 31-01-2025,14:00 WIB
Adaptasi Anime Devil May Cry, Tayang di Netflix April 2025 Mendatang
Jumat 31-01-2025,13:51 WIB
Nusron Wahid Sebut SHGB dan SHM Laut Hanya Ada di Desa Kohod dan Karangsari
Jumat 31-01-2025,13:45 WIB
Nusron Wahid Akui Keterlibatan Oknum ATR/BPN Dalam Penerbitan Sertifikat Pagar Laut Bekasi
Jumat 31-01-2025,13:00 WIB
Perbedaan Kopi Arabika dan Robusta, Mana yang Lebih Aman untuk Anda?
Jumat 31-01-2025,12:50 WIB