Cara Efektif Atasi Hipotermia Saat Hiking

Apa itu hipotermia? kenali sebab, gejala, dan cara menanganinya. -Eugene Edge-Shutterstock
HARIAN DISWAY - Hiking atau mendaki gunung menjadi salah satu aktivitas favorit para pecinta alam. Namun, di balik keindahan alam pegunungan, tersimpan risiko serius yang kerap diabaikan. Salah satunya adalah hipotermia.
Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh turun drastis hingga di bawah 35°C akibat paparan suhu dingin, angin kencang, atau bahkan hujan deras.
Jika tidak ditangani dengan benar, hipotermia dapat mengancam keselamatan. Oleh karena itu, penting bagi pendaki memahami penyebab, gejala, dan cara mengatasinya secara efektif.
BACA JUGA:7 Tip Mendaki Gunung di Musim Hujan
Kenali Gejala Hipotermia
Gejala hipotermia sering kali muncul secara bertahap dan dapat disalahartikan sebagai kelelahan biasa. Pada tahap awal, penderita akan mengalami menggigil hebat. Sebagai reaksi alami tubuh untuk menghasilkan panas. Bibir dan ujung jari mulai membiru karena sirkulasi darah melambat.
Seiring menurunnya suhu tubuh, penderita bisa mulai bicara melantur, mengalami kebingungan, bahkan mengantuk berlebihan.
Jika terus dibiarkan, tubuh menjadi kaku, gerakan melambat, dan akhirnya bisa kehilangan kesadaran. Memahami tanda-tanda itu sangat penting agar penanganan bisa dilakukan sejak dini. Sebelum kondisinya memburuk.
BACA JUGA:7 Latihan Olahraga Penting untuk Persiapan Mendaki Gunung
Penyebab Hipotermia Saat Mendaki
- Cuaca ekstrem seperti hujan, salju, atau suhu angin yang sangat dingin
- Pakaian tidak sesuai, terutama jika berbahan katun yang menyerap air
- Tubuh basah, baik karena keringat, hujan, atau tercebur ke sungai
- Kondisi fisik lemah, kurang makan atau kelelahan ekstrem
Cara Mencegah Terkena Hipotermia
Hipotermia disebabkan oleh cuaca dingin, selalu gunakan pakaian berlapis untuk pencegahan. --squarespace-cdn.com
1. Gunakan Sistem Pakaian Berlapis
Lapisan pertama (base layer) menyerap keringat, lapisan tengah (mid layer) menahan panas, dan lapisan luar (outer layer) melindungi dari angin dan hujan. Hindari bahan katun atau jeans. Sebaliknya pilih bahan sintetis atau wol.
BACA JUGA:Tip Mendaki Gunung Ala Film Petaka Gunung Gede
2. Selalu Bawa Jas Hujan dan Jaket Tahan Air
Perlengkapan itu penting bahkan saat cuaca terlihat cerah. Karena kondisi iklim di gunung dapat berubah cepat. Apalagi jika Anda mendaki hingga menjelang malam hingga fajar.
3. Jaga Tubuh Tetap Kering
Segera ganti pakaian yang basah setelah terkena hujan atau keringat. Pakaian yang basah dapat mempercepat penurunan suhu tubuh.
3. Perbanyak Asupan Energi
Konsumsi makanan tinggi kalori seperti cokelat, kacang, atau roti kering untuk menjaga metabolisme tubuh tetap aktif. Makanan tinggi kalori akan diubah menjadi tenaga selama pendakian.
BACA JUGA:Pelajaran dari Pendakian ke Puncak Cartenz yang Berisiko
4. Beristirahat Secara Teratur
Jangan terlalu memaksakan diri. Kelelahan membuat tubuh lebih cepat kehilangan panas. Sempatkan untuk mendirikan tenda atau istirahat sejenak untuk memulihkan stamina.
Pertolongan Pertama Jika Terkena Hipotermia
Penggunaan sleeping bag dapat mengembalikan suhu tubuh menjadi normal. --The Mountaineers
- Pindahkan ke tempat tertutup atau terlindung dari angin dan hujan
- Ganti pakaian basah dengan yang kering dan hangat
- Berikan minuman hangat dan makanan ringan berenergi
- Gunakan sleeping bag atau selimut darurat untuk memulihkan suhu tubuh
- Jika perlu, lakukan kontak tubuh untuk berbagi panas, biasanya dilakukan dengan memeluk
BACA JUGA:Tren Mendaki Gunung, Sarana Healing untuk Anak Muda
Hipotermia bisa menyerang siapa saja. Terutama di ketinggian dengan suhu ekstrem. Persiapan yang matang, perlengkapan yang sesuai, dan kewaspadaan selama perjalanan sangat penting untuk mencegah kondisi itu.
Jangan pernah meremehkan gejala awal hipotermia. Keselamatan selalu lebih penting daripada menggapai sunrise di puncak. (*)
*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber