Unicorn Creative Space: Mengawinkan Seni dengan Bisnis yang Sustainable

Jumat 24-02-2023,14:09 WIB
Reporter : Radinka Daynara
Editor : Salman Muhiddin

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pegiat maupun penikmat seni Surabaya sudah tahu tempat ini: Unicorn Creative Space Surabaya.

Platform yang berlokasi di Rungkut Industri Kidul No.17 itu tak ubahnya tempat singgah bahkan rumah khususnya bagi para pegiat seni dan penikmat seni di Surabaya.

Mulai dari pameran seni, kegiatan lokakarya, sampai penampilan gigs band lokal maupun nasional pernah diselenggarakan di platform yang berada di Selatan Surabaya itu.

Dengan tagar #BergerakDariRungkut yang digaungkan, dahulnya Unicorn Creative Space berawal dari sebuah warisan aset keluarga berupa restoran. 

Tagar tersebut sebagai tanda bahwa usaha yang bergerak di bidang seni itu berawal dari sudut Selatan Kota Surabaya sebagai usaha kecil yang kemudian berkembang hingga hari ini.

“Kita ada restoran waktu itu terus saya cuma mikir simpel, gimana caranya meramaikan restoran. Banyak cara gitu, kayak promo, endorse, dan lain-lain,” kata Rich kepada Harian Disway pada Rabu, 25 Januari 2023 lalu.

“Kekuatan kita ada space gratis kosong, ya udah kita pake aja buat aktivasi gitu,” tambahnya.

BACA JUGA:Ayo Sinau Bareng Arek Suroboyo: Cara Penerima Beasiswa Pemuda Tangguh Mengabdikan Diri ke Masyarakat

BACA JUGA:Survei Anies Baswedan Nomor 3 Jadi Penyemangat PKS


Pemilik Unicorn Creative Space, Aldridge Tjiptarahardja 'Rich'-Haikal Ismail-Harian Disway

Kecintaan dengan seni dan latar belakangnya sebagai seorang pebisnis, Aldridge Tjiptarahardja atau akrab dipanggil ‘Rich’ menginspirasi pemuda kelahiran Surabaya itu untuk menyulap restoran milik keluarganya menjadi platform bagi para pegiat seni.

Dari latar belakang tersebut kemudian Rich pergi ke Jakarta untuk belajar bagaimana cara menarik pengunjung untuk meramaikan restoran warisan keluarganya. 

Di sana, ia menemukan hal yang belum pernah ia lihat sebelumnya di Surabaya seperti ekshibisi, gigs, instalasi seni, pemutaran film, dan pop-up market.

Melihat kota Surabaya sebagai kota dagang, Rich mengemas seni dengan bisnis agar keduanya dapat berjalan beriringan. 

“Kalau kita langsung jiplak sama dengan Jogja atau Bali, atau langsung mentah-mentah kayak Jakarta itu nggak masuk ya, karena marketnya berbeda, kita lihat dari kondisi kotanya (Surabaya).”

Kategori :