JAKARTA, HARIAN DISWAY – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengambil pelajaran berharga dari Gempa Turkiye, 6 Februari 2023. Indonesia yang terletak di Ring of Fire dunia, punya potensi bencana yang sama besarnya.
BMKG menggelar diskusi bersama Universitas Hokaido Jepang, United States Geological Survey (USGS), Universitas Stanford, Institut Teknologi Bandung (ITB), serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kamis 23 Februari 2023.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam diskusi daring terkait gempa Turkiye, 23 Februari 2023. -BMKG-
“Gempa dahsyat yang terjadi di Turkiye dan Suriah dengan magnitudo 7.8, 6.7, 7.5, dan 6.8 memberikan peringatan bagi Indonesia,” ucap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Menurut Dwikorita, Indonesia memiliki potensi gempa dahsyat yang sama dengan Turkiye. Karena itulah, perlu kerjasama untuk kolaborasi penelitian, pemahaman, dan penerapan hasil peningkatan pengetahuan untuk menghindari dampak bencana gempa tersebut.
BACA JUGA:Bantuan 140 Ton Bahan Pangan untuk Korban Gempa Turkiye-Suriah
BACA JUGA:Usai Gempa Susulan Turkiye, Korban Jiwa Bertambah jadi 41.156
Ada beberapa sesar geser di Indonesia yang memerlukan pengkajian komprehensif.
Di antaranya: Sesar Besar Sumatra, Palu Koro, Mantano, Cimandiri, Opak. Gorontalo, Tareta Aiduna, hingga Yapen.
Sesar Gorontalo dan Sesar Opak merupakan dua bagian sesar geser yang memerlukan perhatian khusus. Letaknya berada di daerah padat penduduk dan berpotensi mengalami gempa yang signifikan.
KORBAN GEMPA menghangatkan diri dengan api unggun di antara reruntuhan bangunan di kota Kahramanmaras, Turkiye, 18 Februari 2023.-BULENT KILIC-AFP-
Dalam diskusi tersebut, Dwikorita juga menjelaskan bahwa ada berbagai penyebab umum yang bisa menimbulkan bangunan runtuh akibat gempa.
Di antaranya seperti desain bangunan yang tidak konsisten, material dan kualitas yang kurang baik, perawatan tidak memadai, ketidakteraturan struktural, hingga massa yang tidak terpenuhi.
“Upaya mitigasi bahaya yang bisa dilakukan adalah dengan memahami potensi bahaya gempa bumi dan resikonya. Dengan begitu, bisa meminimalisir korban jiwa yang ditimbulkan,” terangnya. (Umaimah ‘Iffat)