Membicarakan Konsep Independent Woman di Halalfest Surabaya

Minggu 19-03-2023,11:18 WIB
Reporter : Kumala Herni Kartika
Editor : Salman Muhiddin

SURABAYA, HARIAN DISWAY -  Jatim Hala lFest berakhir hari ini, 19 Maret 2023. Acara yang digelar selama tiga hari di Jatim Expo Surabaya itu tak hanya  mengedukasi masyarakat tentang pentingnya produk halal, namun menjadikannya sebagai lifestyle. Diskusi soal keluarga dan agama juga ada di sana.

Bincang Asyik Halal Food for Kids and Familiy jadi salah satu rangkaian acaranya. Dilanjutkan dengan talk show Keluarga Bahagia Barokah Sehidup Sesurga.

Talk show tentang Keluarga yang dibawakan oleh pembicara KH Anas Fauzi: ulama viral itu begitu interaktif dan solutif dalam sesi  tanya jawab seputar keluarga dan pernikahan.

BACA JUGA:Mahfud MD Komentari Tawaran Damai Kejati DKI Jakarta di Kasus Mario Dandy: Pidana Berat Tak Bisa RJ

BACA JUGA:Bye Pandemi! Umat Hindu Surabaya Rayakan Melasti di Kenjeran Tanpa Terpencar Lagi

Ada satu pertanyaan menarik dari salah satu audiens tentang konsep independent woman. Konsep perempuan mandiri itu banyak disalah artinya: tidak menikah. 

Dalam konsep yang didiskusikan itu, perempuan diharuskan mandiri agar tidak banyak tergantung pada orang lain. Namun ada yang  berpendapat sebaliknya dengan dalih: terlalu independent bakal sulit dapat jodoh.

Pertanyaan itu nyambung dengan tema talk show. Keluarga yang Sehat dan Bahagia Sehidup Sesurga.  Apakah Islam melarang konsep independent woman yang cenderung tidak mau menikah?


Halal Fest di Jatim berlangsung 17-19 Maret di Surabaya.-JFH-

KH Anas Fauzie menjawab begini:  "Seseorang harus menikah untuk memenuhi kebutuhan rohaninya, hidup bahagia, dilindungi dan terlindungi, mengesahkan garis keturunan, karena tanpa menikah garis keturunan tidak akan bisa dibuat. Seseorang harus menikah untuk menjalankan sunnah Rasulullah SAW," ucapnya dengan tenang.

KH Anas Fauzi menyampaikan bahwa tidak ada larangan bagi perempuan untuk bekerja dan berkarir. Bahkan banyak tokoh perempuan Islam yang sukses dengan karirnya dan keluarganya. Contoh saja istri Nabi Muhammad: Sayyidah Khadijah yang menajdi saudagar kaya. Lewat hartanya, Khadijah mampu menghidupkan Syiar Islam di saat satu Mekkah menolak ajaran Islam.

Inti dari kemandirian perempuan itu ada pada komunikasi dengan suami dan keluarga. Tanpa harmoni, upaya membentuk keluarga ideal tak mungkin terwujud. Bahkan banyak yang salah mengartikan konsep perempuan mandiri dan berujung pada perceraian.

Mizati Dewi Wasdanisa atau yang biasa dipanggil Miza menyampaikan keresahannya tentang konsep perempuan mandiri itu.  Menurut Miza, independent woman merupakan perempuan yang bisa memaksimalkan apa yang ada di dalam dirinya dan dia tahu betul potensi apa yang dimilikinya serta mampu memaksimalkan potensi tersebut.

BACA JUGA:Spirit of Humanity, Empat Lukisan Raksasa di Surabaya Suites Hotel

BACA JUGA:Trump Berfirasat akan Ditangkap Soal Kasus Penyuapan Bintang Porno

Contohnya, ketika seorang perempuan sudah menuntut ilmu dan ingin mengaplikasikannya ke masyarakat agar ilmunya berguna. Miza juga berkata bahwa seorang independent woman juga harus tetap menikah. Konsepnya berbanding lurus. Tidak bertabrakan. 

"Sehingga sebagai muslimah yang baik, hendaknya kita melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW karena merupakan fitrah agama," ucapnya.

Miza juga berpendapat bahwa keluarga yang bahagia dan sehat adalah keluarga yang tidak mengejar duniawi saja melainkan juga akhiratnya. "Serta keluarga yang sehat juga akan mengupayakan kesehatan mental dan fisik secara bersama-sama," lanjut Miza.

“Perempuan itu harus bisa mawas diri dan hati-hati banget. Dan harus pandai menempatkan diri,” Ucap Miza di akhir sesi wawancara dengan Harian Disway. Dia berpendapat bahwa dengan menghadiri talk show, ia bisa menemukan jawaban atas keresahannya selama ini soal konsep perempuan mandiri. (Kumala Herni Kartika)

Kategori :