Spirit of Humanity, Empat Lukisan Raksasa di Surabaya Suites Hotel

Spirit of Humanity, Empat Lukisan Raksasa di Surabaya Suites Hotel

Lukisan panjang yang menunjukkan berbagai tradisi Lebaran di Masyarakat.-Elvina Talitha Alawiyah.-

Sambut Ramadan, para pelukis dari berbagai komunitas menyelenggarakan pameran seni rupa Spirit of Humanity. Sebelumnya, mereka melukis berbagai tema tentang Ramadan di atas sebuah kain berukuran 1,5m x 10m. Acara tersebut digelar di Surabaya Suites Hotel, 17 Maret 2023.

SUDAH dua hari, para pelukis dari berbagai daerah melukis bersama. Bentangan kain masing-masing 1,5 x 2,5 meter diletakkan berjajar di ruang Kafe Taman Surabaya Suites Hotel. Firman S. Permana, General Manager Surabaya Suites Hotel, menemani mereka melukis hingga tengah malam.

"Sebentar lagi Ramadan. Hotel bekerja sama dengan para pelukis, mengadakan acara melukis bersama dan pameran. Kami fasilitasi semuanya," ungkapnya. Para pelukis itu mengilustrasikan beragam kegiatan atau tradisi menjelang, saat dan pascalebaran. 

"Tumplek blek melukis bareng di atas kain panjang. Bebas diilustrasikan sesuai style atau gaya masing-masing. Termasuk adegan-adegannya," ungkap Budi Bi, koordinator para pelukis itu. Seperti Taufik Kamajaya, yang akrab disapa Mbah Te, identik dengan lukisan-lukisan wayang yang digurat dengan aksen ekspresif.

"Pokoknya kalau wayang, bagian saya," ujar pelukis 70 tahun itu, lantas tersenyum. Ia melukis wayang Puntadewa, sulung Pandawa dalam wiracarita Mahabharata, sedang berhadapan dengan Begawan Abiyasa, kakek sekaligus gurunya. "Seperti tradisi Lebaran, setiap orang yang muda harus sungkem dengan yang lebih tua. Layaknya lukisan Puntadewa dan Abiyasa ini," tambahnya.


Foto bersama para pelukis yang berpameran di Surabaya Suites Hotel.-Elvina Talitha Alawiyah-Harian Disway-

Sedangkan di sebelah lukisan Mbah Te, pelukis Hendy Prayudi menggambarkan suasana pedesaan Jawa masa lalu. "Saat kecil, suasana ketika Lebaran di desa sangat ramai. Semua orang keluar rumah. Saling menyapa, saling mengunjungi satu sama lain untuk bersilaturahmi," ujar pelukis asal Lamongan itu.

Gaya lukisan Hendy cenderung realis. Ia menggambarkan rumah-rumah Jawa masa lalu dengan atap ijuk, serta beberapa aktivitas manusia yang lalu lalang. Kemudian di bagian kiri, berturut-turut, terdapat lukisan masjid yang dilukis oleh Suwito dan Choy Irul, jajanan takjil karya Sherine dan Sinyo, serta suasana malam takbiran karya Pingki Ayako.

Seperti karakternya, lukisan Pingki cenderung karikaturis dengan gambaran mata yang dibuat lebar. Dalam kain lainnya, terdapat karakter yang hampir serupa Pingki. Yakni karya pelukis Budi Ipeng. Tentang dua anak kecil yang tersenyum di balik nasi tumpeng. "Ini temanya tradisi Megengan," ujar pelukis berambut panjang itu.

Ketika ditanya tentang lukisan Budi yang hampir menyerupai karakternya, Pingki hanya tertawa. "Embuh, Mas Budi itu," jawabnya. Perupa Budi memang kerap melontarkan joke-joke yang membuat semua orang tertawa. "Mas Budi ini memang bisa mencairkan suasana," ujar pelukis Ami Tri. "Lho, memang yang namanya Budi itu selalu bisa bikin ramai," sahut suaminya, Budi Bi, sama-sama bernama Budi.

Lalu, empat kain yang jika ditotal panjangnya mencapai 10 meter itu dikerek menuju bagian atas ruang Kafe Taman Surabaya Suites Hotel. Secara keseluruhan terdapat 12 tema yang diusung dalam bagian-bagian itu. Seperti tradisi Tadarusan yang dilukis Virgorina Hendrianti dan Budi Ipeng, tradisi Nyadran dan Nyekar atau ziarah yang dibuat oleh Esti S Ardian dan Fadhil Rama, serta kebiasaan membeli baju dan kue lebaran oleh suami-istri Ami dan Budi.

Pelukis Andreas Gunawan dan Sherly Ozora melukis kain panjang berdua. Lukisannya menggambarkan suasana padang pasir di Timur Tengah, sosok dua perempuan berhijab serta ucapan "Mohon Maaf Lahir dan Batin". Secara keseluruhan, empat lukisan itu selesai dalam waktu 2,5 hari.

Kegiatan melukis bersama dan pameran itu diberi tajuk Spirit of Humanity. Tentang sisi kemanusiaan yang muncul ketika hari Idulfitri. Semua orang saling memaafkan serta mengunjungi tetangga dan saudara. Ide awal berasal dari Firman, berkolaborasi dengan berbagai komunitas lukis. Seperti Garis Gathuk, Kolcai, IWPI dan Goras Gores.


Pengunjung menikmati lukisan yang dipamerkan di Surabaya Suites Hotel, 17 Maret 2023.-Elvina Talitha Alawiyah-Harian Disway-

"Total semuanya ada 19 pelukis dari berbagai daerah," ungkap Budi Bi. Sebagian besar dari Jawa Timur, seperti Surabaya, Lamongan, Sidoarjo, Bojonegoro dan Madiun. "Ada satu pelukis dari Riau. Yakni Fadhil. Kebetulan ia sedang berada di Surabaya. Jadi langsung saya ajak kemari," tambah ayah 3 anak itu.

Dengan pajangan karya-karya berukuran besar itu, kenangan atau nostalgia tentang suasana Lebaran dapat dinikmati oleh publik, khususnya para pengunjung hotel. Pameran tersebut berlangsung hingga 25 April 2023. 

Dalam pembukaan tersebut, Surabaya Suites Hotel merilis menu terbaru mereka yang bertema Ramadan. Seperti roti maryam, gulai dan berbagai makanan dan minuman lain. Sebelum hari-H, pihak hotel dan para pelukis akan menggelar kegiatan melukis bersama dengan media atau bahan dari alam. Seperti getah pohon, dedaunan dan tanaman rempah. Temanya pun masih sama. Ramadan. (Guruh Dimas Nugraha)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: