Keseimbangan Baru
Untuk menata ulang agar polarisasi kegiatan tridarma PT yang tidak adil itu tidak berdampak kontraproduktif, diakui atau tidak, yang dibutuhkan adalah keseimbangan baru. Yang dimaksud dengan keseimbangan baru ini adalah kesadaran untuk melihat kembali aktivitas tridarma PT secara proporsional. Ketika penghargaan kepada dosen yang dengan sangat baik mengajar seolah dinafikan, jangan kaget jika kualitas pembelajaran menjadi menurun.
Bisa dibayangkan bagaimana perasaan para dosen yang berdedikasi dalam mengajar ketika melihat koleganya yang hanya fokus menulis artikel jurnal setiap tahun bisa memperoleh insentif ratusan juta, bahkan lebih dari 1 miliar rupiah? Meski belum meluas, harus diakui bahwa di kalangan dosen saat ini mulai muncul bibit-bibit komersialisasi dan sikap kalkulatif yang menggeser orientasi dedikasi dosen dalam berkinerja.
Ada tanda-tanda bahwa dedikasi dosen dalam mengajar mulai mengalami penurunan. Sebagian dosen mulai terlihat lebih menonjolkan sikap pragmatis dan lebih dominan mengejar insentif demi insentif daripada memperlihatkan dedikasi yang baik sebagai pendidik. Memang dalam jangka pendek, menawarkan insentif kepada para dosen agar rajin menulis artikel jurnal internasional akan memberikan daya tarik kuat untuk mendorong dosen terus menulis artikel jurnal.
Meski demikian, dalam jangka panjang, animo dosen untuk menulis artikel jurnal akhirnya bukan sebagai bentuk tanggung jawab moral untuk menyebarkan ilmu pengetahuan sebagaimana diamanahkan kepada marwah dosen. Banyak dosen menulis artikel jurnal karena tertarik pada insentif yang luar biasa tinggi.
Menata keseimbangan baru dalam kegiatan tridarma PT harus diakui bukan hal yang mudah. Keseimbangan baru niscaya baru dapat tercipta jika di berbagai PT para pimpinan bersedia mengubah orientasinya dan benar-benar berkomitmen untuk mendorong perkembangan kegiatan belajar dan mengajar yang seimbang.
Pertama, ke depan yang namanya departemen dan program studi jelas harus didorong perkembangan, keberdayaan, dan keperkasaannya dalam melaksanakan tridarma PT secara seimbang. Perlu disadari bahwa departemen dan prodi adalah ujung tombak perubahan dan kemajuan PT. Departemen dan prodi perlu dikembalikan pada khitahnya untuk menjadi motor pengembangan ilmu pengetahuan.
Kedua, ke depan yang perlu dikembangkan adalah academic culture di kalangan dosen agar mereka tidak terjerumus dalam sikap pragmatis yang hanya mengejar insentif. Dosen adalah pendidik yang memiliki basis moral dan dedikasi yang tinggi sebagai penyebar ilmu pengetahuan. Dosen yang hanya mengejar insentif sesungguhnya menurunkan derajat moral dan kehormatan mereka sebagai pendidik. (*)
Ah. Yusuf Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Bagong Suyanto--
Bagong Suyanto Dekan FISIP Universitas Airlangga