OVO dan Afamart Luncurkan QRIS CPM, Limit Maksimal Rp 10 Juta

Selasa 21-03-2023,12:22 WIB
Reporter : Umaimah 'Iffat
Editor : Salman Muhiddin

JAKARTA, HARIAN DISWAY – Pemerintah terus mendorong penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Menteri Perdagangan mengirim perwakilannya dalam peluncuran OVO dan Alfamart QRIS Customer Presented Mode (CPM) di Jakarta pada Senin, 20 Maret 2023. 

“Pemerintah terus mendorong penggunaan QRIS di tengah masyarakat. Sebab itu, limit transaksi QRIS juga ditingkatkan menjadi Rp 10 juta per transaksi. Pun fitur-fitur QRIS terus dikembangkan melalui kerja sama dengan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dan industri,” terang Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga.

BACA JUGA:Menafsir Sikap Politik Gus Yahya C. Staquf

BACA JUGA:Yang Fana Adalah Waktu, Sapardi Djoko Damono di Tampilan Utama Google

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa saat ini dompet digital masih menjadi metode pembayaran utama dalam transaksi digital. 

Eksistensi ini dibuktikan dengan adanya peningkatan akun virtual ( virtual account ) dan mobile/internet banking . Terutama selama berlangsungnya Harbolnas 2022 kemarin, di mana dompet digital menjadi alat pembayaran yang paling sering digunakan.


QRIS merupakan sebutan yang biasa kita dengar ketika kita ingin melakukan pembayaran--QRIS.id

Dalam acara tersebut, Wamendag juga menerangkan bahwa pembangunan ekosistem niaga elektronik ( e-commerce ) dicapai melalui kolaborasi empat pilar. Diantaranya yakni, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terbuka terhadap perubahan, inovatif, dan memiliki kemauan untuk berkembang.

Serangkaian pelatihan, akses kemitraan untuk memperluas jangkauan produk UMKM, serta akses pembiayaan bagi UMKM pun terus dilakukan untuk menunjang perekonomian digital.

BACA JUGA:Klarifikasi Konflik Dana Arisan PMK Kyokushinkai Karate-Do Indonesia

BACA JUGA:Kronologi Turis Rusia Ngamuk Usai Upacara Melasti di Bali

Menurut data Bank Indonesia, nilai transaksi niaga elektronik diperkirakan tumbuh sekitar 17 hingga 22 persen pada 2025. Seiring dengan meningkatnya preferensi masyarakat akan belanja daring.

Pun dengan nilai ekonomi layanan pembayaran digital diproyeksikan terus bertumbuh sebesar 17 persen atau sebesar USD 421 miliar pada dua tahun mendatang.

“Untuk menghadapi tantangan perdagangan hari ini dan seterusnya, diperlukan kolaborasi, kerja sama, dan adaptasi digital yang baik. Agar dapat tercipta ekosistem digital yang bermanfaat dan memberikan efek positif bagi perekonomian Indonesia,” tutupnya. (Umaimah ‘Iffat)

Kategori :