Mengunjungi Tigo Titik Kopi di Long Storage Kalimati Sidoarjo

Minggu 26-03-2023,09:12 WIB
Reporter : Alfian Nur Riski
Editor : Salman Muhiddin

SIDOARJO HARIAN DISWAY- Menjajakan kopi original ala cafe di gerobak kaki lima. Pertaruhan antara idealis dan realistis.  

 

"Ya meskipun harga kopiku 3 kali lipat lebih mahal dari yang dijual warung sekitar, tapi aku percaya kopi akan selalu menemukan penikmatnya," ucap Rosyad Muzakki pemilik Tigo Titik Kopi . 

 

Lingsir kulon memerah dengan pesonanya di Sidoarjo. Sore itu pukul 16.00 WIB Rabu, 15 Maret 2023. Harian Disway sedang menikmati panorama senja di Waduk Long Storage Kalimati, Prambon, Sidoarjo, Jawa Timur. Aroma seduhan kopi yang khas tercium di tengah hiruk pikuk aktivitas anak muda di waduk.

 

BACA JUGA:Mengenal Cindicat Picture Komunitas Film Universitas Trunojoyo Launching 5 Film Sekaligus

BACA JUGA:Menjemput Pesan Kampus: Antara Gus Dur, Cak Imin dan Universitas Trunojoyo Madura

 

Aroma itu berasal dari gerobak sepeda yang disulap bak kedai kafe dengan seperangkat alat lengkap pembuat kopi. Gerobak itu menjadi pembeda antara warung kopi di sepanjang jalan waduk. Kami tertarik untuk singgah. 

 

Alat pembuat kopi mulai scale / timbangan kopi, coffee grinder manual, hingga rok presso alat pembuat kopi espresso . Alat-alat yang identik dengan kedai kafe menghiasi gerobak sederhana itu. 

 

Sederhana tapi mewah, kesan pertama kami kala sang barista dengan cekatan meracik kopi espresso pesanan kami dengan alat-alatnya. Kopi itu disajikan dengan paper cup kopi. Rasa bintang lima di tempat kaki lima, impresi kami setelah menyesap espresso buatannya.  


Tampak Gerobak Tigo Titik Kopi -Tigo Titik Kopi Dok.

Sensasi minum kopi di sore hari dengan suguhan pemandangan hamparan tenang air waduk, serta gugusan gunung Arjuno Welirang yang terlihat memang pengalaman ajib. Tak berselang lama, barista itu menghampiri serta berbincang hangat dengan kami.

 

Ia adalah Rosyad Muzakki, barista sekaligus pemilik usaha gerobak kopi tersebut. Sebelumnya ia memang menjadi barista kafe di Mojokerto selama dua tahun. Namun, semenjak pandemi tahun 2021 ia memutuskan untuk membuka usaha sendiri. 

 

Tigo Titik Kopi nama usaha itu. Tigo titik berarti tiga titik kopi, alasan memberi nama tersebut karena ia berjualan di tiga tempat yang berbeda-beda dan titik terakhir itu di rumahnya.

 

“Saat itu di tahun 2021 cafe sepi, alhasil aku memutuskan untuk membuka usaha ini. Tigo Titik Kopi sekarang lebih berfokus jualan di Waduk. Untuk pelanggan yang sudah akrab lebih sering ngopi di rumah. Kalo sudah ngopi di rumah bukan lagi aku sebagai penjual dan mereka sebagai pembeli tapi kita sebagai teman ngopi dan bercerita,” terang Rosyad Muzakki yang akrab dipanggil Zaki.


Rosyad Muzakki Pemilik Tigo Titik kopi-Alfian Nur Riski-

Selain melihat peluang bisnis di kawasan waduk, Zaki juga bertujuan untuk memperkenalkan rasa original kopi kepada masyarakat sekitar dan pengunjung waduk, agar masyarakat desa juga bisa menikmati cita rasa kopi berkualitas.

 

Memang rata-rata masyarakat pinggiran Sidoarjo, seperti kecamatan Prambon dan sekitarnya, hanya menjual kopi instan sachet. Sebab itu ia bertekad berjualan kopi bercita rasa ala cafe disana.

 

BACA JUGA:TikTok Terus Dipojokkan, Amerika Menyerang, Prancis Melarang

BACA JUGA:Animasi Jepang Mulai Terancam Tiongkok

 

Ia menceritakan saat dulu pertama buka sering dapat cibiran pengunjung karena kopi yang ia jual lebih mahal ketimbang warung/kedai kopi sekitar waduk.

 

“Warung sekitar menjual tiga ribu rupiah sampai lima ribu rupiah per gelas, sedang harga kopi yang tak jual bisa dua kali lipatnya, ” ucapnya sembari tertawa.

 

Lalu ia melanjutkan, “Ya jelas banyak pengunjung yang protes karena harga kopinya lebih mahal. Tpi kopi itu ajaib, bisa merubah sikap seseorang setelah meminumnya,” gurau Zaki. 


Kopi Tigo Titik Kopi dalam Paper Cup dengan Panorama Senja-Alfian Nur Riski 

Hal itu menjadi tantangan bagi pemuda kelahiran tahun 2000 tersebut. Namun, itu bukan hambatan baginya.  Selain mengenalkan cita rasa kopi ala kafe bagi masyarakat desa, ia juga punya misi rahasia. Misi itu bertujuan mengenalkan produk lokal dari petani kopi kecil Trawas di kaki gunung Arjuno Wilarang serta ingin meningkatkan popularitasnya.

 

“Rata-rata produk kopi yang tak jual berasal dari kopi lokal yang tumbuh di daerah Trawas. Dari situ meski dampaknya mungkin kecil, tapi sedikit banyak secara tidak langsung aku pingin turut mendukung perkembangan ekonomi mereka.”

 

Meski menghadapi banyak tantangan dalam membuka pasar baru dengan basis pelanggan baru, Tigo Titik Kopi kini memiliki pelanggan setia dari berbagai kelompok usia dan latar belakang sosial.

 

Tigo Titik Kopi memiliki beberapa varian menu minuman: kopi filter, espresso, supresso, cappucino, moccacino, es kopi susu, es kopi susu guren, es kopi susu hazelnut. Harganya dibanderol mulai Rp 8.000 hingga RP 15.000. Harga yang layak untuk rasanya. 

 

Ingin menikmati sensasi ngopi dengan rasa bintang lima di tempat kaki lima, bisa mampir di Tigo Titik Kop i atau juga bisa disebut Kopi Kolong Langit . Buka di Waduk Long Storage Kalimati, Prambon, Sidoarjo, pukul 16.00 WIB hingga 19.00 WIB. (Alfian Nur Riski)




Kategori :