Cheng Yu Pilihan Ketua DPC PAPPRI Jakarta Utara Jenny Widjaja: Shan You Shan Bao

Jumat 31-03-2023,04:41 WIB
Reporter : Novi Basuki & Annie Wong
Editor : Tomy C. Gutomo

BAGI umat beragama, kita mengenal istilah pahala dan dosa. Imbalannya, bagi yang banyak pahalanya, akan mendapat surga (beserta segala macam kenikmatan di dalamnya); bagi yang banyak dosanya, akan mendapat neraka (beserta beragam siksaan bertubi-tubi di dalamnya).

Lantas, bagaimana dengan para saintis yang acap kita cap tidak beragama? Apakah mereka akan semena-mena bertingkah laku sebab tidak ada ketakutan akan ganjaran dari perbuatannya? 

Bagi sebagian orang, mungkin akan menjawab iya. Tetapi, sebenarnya juga ada keyakinan yang mengikat mereka untuk berlaku tidak baik. Yaitu, meminjam istilah Buddhist, hukum karma –atau yang juga biasa kita sebut sebagai hukum kausalitas: sebab-akibat. 

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Managing Partner dan Founder Helios Capital Hadi Cahyadi: Ao Xue Ling Shuang

Ajaran Tiongkok klasik punya pepatah yang artinya adalah elaborasi dari hukum tersebut. Yakni, "善有善报" (shàn yǒu shàn bào): perbuatan baik akan berbuah kebaikan. Pun sebaliknya, "恶有恶报" (è yǒu è bào): perbuatan buruk akan berbuah keburukan. 

Prinsip itulah yang diamini oleh Jenny Widjaja, pemilik Cafe & Resto Sagolicious yang baru dilantik sebagai ketua DPC Pengurus Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Jakarta Utara. 

"Peribahasa ini mengingatkan kita bahwa berbuat baik seperti menabur, suatu hari nanti kita akan menuai kebaikan serupa. Maka terus berbuat baiklah kepada sesama," kata Jenny. 

Memang, ada yang merasa lelah lantaran telah banyak berbuat baik tetapi malah berbalas sebaliknya. Sementara yang berbuat jahat, justru memperoleh balasan yang semestinya didapat oleh yang berbuat baik tadi. 

Usah risau. Lai Sheng Zhai (来生债), naskah drama anonim era dinasti Yuan, meyakinkan kita, "Bukan tidak ada balasan, tapi waktunya saja yang belum datang" (不是不报, 时辰未到 bú shì bú bào, shí chén wèi dào). (*)

 

Kategori :