Hasil pemeriksaan KPK, Bupati Meranti M. Adil korupsi untuk modal ikut Pilgub Riau 2024. Sebagian uang korupsi untuk menyuap BPK supaya Kabupaten Meranti dapat status wajar tanpa pengecualian. Jadinya klop.
KLOP, bagai tumbu ketemu tutup. Artinya, sebelum ikut pilgub, Adil harus menunjukkan bahwa selama memimpin Kabupaten Meranti, hasilnya kelihatan baik.
Caranya, menyuap auditor BPK, M. Fahmi Aressa, supaya kabupaten dapat status wajar tanpa pengecualian (WTP). Fahmi juga diciduk dan jadi tersangka.
Dari 27 orang yang diperiksa KPK, disaring jadi tiga tersangka korupsi. Yakni, M. Adil, M. Fahmi Aressa, dan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemkab Kepulauan Meranti Fitria Nengsih. Sisanya dilepaskan.
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata di konferensi pers, Jumat, 7 April 2023, menjelaskan, diduga sumber korupsi Adil ada dua jalur. Yaitu, minta setoran dari SKPD (satuan kerja perangkat daerah) dan suap dari perusahaan travel umrah.
Modus pertama, minta setoran dari SKPD. Dananya berasal dari uang persediaan (UP) dan ganti uang persediaan (GUP) setiap dinas. Masing-masing setor ke tersangka sebesar 5 sampai 10 persen dari pendapatan.
Alexander: ”Uang setoran itu tidak langsung diserahkan oleh masing-masing SKPD kepada Adil, tetapi dikondisikan seolah-olah para kepala SKPD berutang kepada tersangka MA.”
Modus yang unik. Strategi korupsi dalam bentuk surat utang. Sebenarnya itu duit negara juga.
Tersangka Adil juga tidak ”bermain” langsung. Tetapi, melalui orang kepercayaannya, Kepala BPKAD Pemkab Kepulauan Meranti Fitria Nengsih.
Jadi, setoran UP dan GUP dalam bentuk tunai dari para kepala SKPD kepada Fitria. Uang itulah yang kemudian digunakan tersangka Adil untuk safari politik (pencitraan) dalam rangka maju ke pilgub Riau. Pilgubnya 2024, tapi safari politik kan sudah dimulai.
Alexander mengatakan, Adil diduga (awal) menerima Rp 26,1 miliar. Belum diperinci, berapa yang digunakan untuk safari politik. Namun, jelasnya, dari uang itu.
Dari ”arah” lain, tersangka menerima suap dari perusahaan travel umrah. Suap itu diduga diberikan karena Adil telah memenangkan travel umrah, PT Tanur Muthmainnah, untuk program umrah para takmir masjid di Kepulauan Meranti.
Alexander: ”Pada Desember 2022, tersangka menerima uang sekitar Rp 1,4 miliar dari PT TM (Tanur Muthmainnah) yang bergerak dalam bidang jasa travel perjalanan umrah karena tersangka memenangkan PT TM untuk proyek pemberangkatan umrah bagi para takmir masjid di Kabupaten Kepulauan Meranti.”
Penerima uang suap juga tersangka Fitria.
Teknisnya, PT TM sebenarnya memberikan diskon kepada jamaah. Yakni, setiap lima orang berangkat umrah, ada jatah gratis satu. Dana suap dari PT TM kepada tersangka diambilkan dari bonus gratis itu. Artinya, bonus itu dijual juga. Uangnya disetorkan ke tersangka. Dugaan awal Rp 1,4 miliar.