DRAMA baru politik Indonesia segera dimulai Selasa, 11 April 2023. Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum keluar dari Lapas Sukamiskin, Bandung. Statusnya cuti menjelang bebas (CMB). Narapidana kasus korupsi pembangunan wisma atlet Hambalang itu telah menjalani masa hukuman 8 tahun. Vonisnya 14 tahun lalu dikorting melalui mekanisme Peninjauan Kembali.
Rangkaian acara penyambutan telah disiapkan. Selasa siang nanti akan menjadi Selasa Putih. Para simpatisan, pendukung, dan sahabat Anas akan mengenakan dress code putih. Sebagai mantan ketua umum PB HMI, Anas punya banyak teman. Anas dijadwalkan memberikan orasi di sebuah rumah makan sambil menunggu waktu berbuka puasa dan salat tarawih bersama. Ratusan orang diperkirakan akan menyambut pria kelahiran 15 Juli 1969 itu.
Dari Sukamiskin, Anas dijadwalkan ke kampung halamannya di Srengat, Blitar, untuk sungkem ibunda. Baru setelah itu kembali ke Jakarta. Apa yang akan dilakukan Anas setelah bebas? Ini yang menarik untuk dicermati.
Kita semua tahu bahwa meskipun tuduhan pidana korupsi dinyatakan terbukti di pengadilan, Anas tetap merasa menjadi korban kriminalisasi. Saat kasusnya berproses, berulang kali Anas menyebut bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah orang pertama yang harus diperiksa dalam kasus Hambalang. Saat itu SBY masih menjabat sebagai presiden. Selain SBY, tentu saja si bungsu Edhie Baskoro Yudhoyono.
BACA JUGA:Harmoni Khofifah-Emil
Kasus Hambalang memakan banyak nama besar. Antara lain Andi Alfian Mallarangeng, Zulkarnaen Mallarangeng (Choel), dan Angelina Sondakh. Andi dan Angie–sapaan Angelina Sondakh, sudah bebas terlebih dahulu. Andi Mallarangeng bahkan sudah aktif lagi di Partai Demokrat sebagai sekretaris majelis tinggi partai. Wajahnya juga sudah muncul lagi di televisi.
Apakah Anas akan kembali ke Partai Demokrat? Pintu itu sudah tertutup. Dan Anas tentunya tidak mungkin mau menjadi bagian dari keluarga Cikeas (SBY). Anas justru diperkirakan menyiapkan serangan balik kepada Partai Demokrat yang saat ini dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono.
Kasus Hambalang, diyakini oleh loyalis Anas sebagai bagian skenario pendongkelan Anas dari posisinya sebagai ketua umum Partai Demorat. Anas terpilih sebagai sebagai ketua umum Partai Demokrat periode 2010-2015 pada Kongres II di Padalarang, Bandung. Ia bukanlah kandidat yang diinginkan oleh SBY. Saat itu, SBY mengharapkan Andi Alfian Mallarangeng yang terpilih.
Pada era itu, Anas memang sangat populer. Ia menjadi ketua umum PB HMI di saat yang tepat, yakni periode 1997-1999. Ia menjadi salah satu tokoh penting gerakan reformasi 1998. Anas menikahi Athiyyah Laila, putri pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Pasangan ini dikaruniai 4 anak.
Ketua presidium nasional Perhimpunan Pergerakan Indonesia itu bergabung menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 2001-2005. Alumnus FISIP Unair ini mundur dari KPU karena menerima tawaran Partai Demokrat. Posisinya strategis, sebagai ketua bidang politik dan otonomi daerah. Gerbong HMI di berbagai daerah dibawa masuk ke demokrat. Pada pemilu 2009, Anas terpilih sebagai anggota DPR dan langsung ditunjuk sebagai ketua fraksi.
Begitu besar akar Anas di Partai Demokrat saat itu. Makanya, Anas berani maju sebagai calon ketua umum pada Kongres II Partai Demokrat. SBY pun "merestui". Tentu tidak ada pilihan bagi SBY untuk merestui atau tidak merestui kader yang akan ikut kontestasi. Anas melawan dua nama besar yakni Andi Mallarangeng dan Marzuki Alie. Andi Mallarangeng adalah juru bicara presiden SBY pada periode pertama (2004-2009). Lalu menjadi menteri pemuda dan olahraga (menpora). Sedangkan Marzuki Alie adalah mantan sekjen Partai Demokrat dan saat itu menjabat sebagai ketua DPR. Anas adalah underdog saat itu.
SBY lupa bahwa saat menjadi ketua bidang politik dan otonomi daerah DPP Partai Demokrat, Anas adalah pengurus DPP yang paling rajin ke daerah. Anas juga yang mengatur organisasi Partai Demokrat sampai ke tingkat kebupaten/kota. Terpilihnya Anas membuat SBY tidak happy. Persis situasinya saat Partai Demokrat membuat konvensi calon presiden pada 2013-2014 kemudian jagoan SBY, Pramono Edhie Wibowo, kalah oleh orang Takeran, Magetan.
Tak lama setelah memimpin Partai Demokrat, badai Hambalang datang. Anas ikut tergulung dan terseret ombak. Kini Anas bebas dengan membawa luka yang belum sembuh. Sahabat Anas, Gede Pasek Suardika, menyebut Anas akan melakukan serangan balik ke SBY. Tapi tidak dengan gaya Mike Tyson. Serangan Anas akan panjang karena memakai gaya Muhammad Ali.
Gede juga sudah menyiapkan posisi terhormat bagi Anas di Partai Kebangkitan Nusantara (PKN). Namun Anas belum bisa ikut kontestasi 2024 karena masih kehilangan hak politik hingga 2028.
Partai Demokrat yang kini akan sibuk. Selain menghadapi ancaman dari kelompok Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko Cs juga harus melayani serangan dari Anas. Belum lagi Partai Demokrat juga dianggap oposisi oleh rezim Jokowi. Plus partai tersebut mengusung Anies Baswedan sebagai capres. Anies kita tahu begitu "ditakuti" oleh penguasa.