JAKARTA, HARIAN DISWAY – Gempa tektonik yang mengguncang Pulau Jawa pada Jumat, 14 April 2023 sore menimbulkan kerusakan ringan. Hingga Sabtu, 15 April, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) baru mencatat 4 unit rumah rusak akibat guncangan.
Meski demikian, BNPB menyatakan mereka masih melakukan pengkajian dan penghitungan terkait dampak dari gempa tersebut.
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB menginformasikan empat rumah rusak akibat gempa. Sebanyak 2 unit rumah rusak di Provinsi Jawa Barat, dengan rincian 1 rusak berat di Desa Banjar, Kecamatan Banjar dan 1 lainnya rusak ringan di Desa Cikembar, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
BACA JUGA:Gempa Laut Jawa : Area Guncangan Luas Karena Hiposenter Yang Dalam
BACA JUGA:RUU Perampasan Aset Segera Diserahkan ke DPR
Sedangkan di Provinsi Jawa Timur, 2 rumah juga terdampak guncangan gempa. Dua rumah mengalami kerusakan dengan tingkat sedang, masing-masing di Desa Darsono, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember dan lainnya di Desa Panggul, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek.
Sementara itu, BPBD Provinsi Bali mengkonfirmasi adanya 1 warga meninggal dunia saat gempa terjadi. Korban meninggal yang berusia 5 tahun di Desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali, diduga terkejut saat guncangan terjadi.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan kekuatan gempa tersebut mencapai magnitudo M=6,9. Dengan episenter di 65 km barat laut Tuban, Jawa Timur, dan hiposenter pada kedalaman 643 km.
BACA JUGA:Dewan Da'wah Jawa Timur Ceriakan 50 Ojol Wanita dengan Kajian Agama dan Bingkisan
Dari sejumlah laporan yang dihimpun BNPB, getaran gempa dirasakan mulai dari ujung barat Pulau Jawa hingga Bali. Warga Kota Banjar, Jawa Barat merasakan gempa selama 3 hingga 5 detik. Demikian juga warga Kabupaten Jember, Jawa timur. “BPBD melaporkan situasi di tengah masyarakat tidak ada kepanikan,” kata Kapusdatinkom BNPB Abdul Muhari, Sabtu, 15 April 2023.
Sementara di Kota Surabaya, BPBD menginformasikan guncangan gempa pada intensitas lemah, sekitar 1 hingga 2 detik. Juga tidak ada kepanikan dari masyarakat. Sedangkan di sejumlah wilayah, seperti Kabupaten Tuban, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Blora, justru minim laporan.
BACA JUGA:Semakin Dekat dengan Customer, Honda Bagikan Voucher BBM Mudik
Berdasarkan analisis BMKG, fenomena yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam akibat adanya aktivitas deformasi slab pull pada lempeng Indo-Australia, yang tersubduksi hingga di bawah Laut Jawa. Analisis selanjutnya, mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki pergerakan turun atau normal fault.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono ini mengatakan bahwa Kota Tuban justru tidak terlalu terdampak guncangan karena energi gempa merambat melalui slab lempeng Australia. “Jadi tidak langsung merambat ke atas (permukaan,Red). Sehingga yang terdampak bukan utara jawa tapi malah bagian selatan,” jelas Daryono.(*)