Pemerintah Mulai Evakuasi WNI Dari Sudan

Senin 24-04-2023,20:32 WIB
Reporter : Taufiqur Rahman
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY – Ditengah memburuknya situasi perang saudara antara kelompok bersenjata Rapid Support Force (RSF) dan militer Sudan, Pemerintah RI mulai melakukan proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) keluar dari negara tersebut. 

Menlu Retno Marsudi mengatakan bahwa per 24 April 2023, pukul 01.00 dinihari waktu Sudan atau Senin, pukul 06.00 WIB, pihaknya telah berhasil mengevakuasi total 538 orang WNI dari Kota Khartoum ke Port Sudan.  

Jumlah tersebut terdiri dari 273 perempuan, 240 laki-laki, serta 25 orang balita. “WNI yang dievakuasi sebagian besar adalah mahasiswa, pekerja migran, karyawan perusahaan Indofood dan staf KBRI beserta keluarganya,” jelas Retno 24 April 2023.

BACA JUGA:Polda Jatim Soal Mudik 2023: Angka Kecelakaan Meningkat Namun Fatalitas Menurun

BACA JUGA:One Way, Contra Flow dan Ganjil Genap. Simak Jadwal Rekayasa Lalin di Jalan Tol Selama Arus Balik

Retno menjelaskan, ini adalah evakuasi tahap 1 yang dipimpin langsung oleh Dubes RI di Khartoum. Evakuasi dilakukan lewat darat dengan menggunakan bis sebanyak 8 unit ditambah 1 unit mini bus KBRI.

Evakuasi tahap 1 ini berangkat dari kota Khartoum pada Minggu, tanggal 23 April pukul 08.00 waktu Sudan atau sekitar pukul 13.00 WIB.  “Waktu tempuh perjalanan darat Khartoum - Port Sudan memerlukan waktu sekitar 15 jam dengan jarak sekitar 830 km melalui kota Atbara, Damir, Mismar dan Kota Sawakin,” jelas Retno. 

Dalam jarak tempuh tersebut, terdapat sekitar 15 pos pemeriksaan sepanjang perjalanan. Retno menyebut, saat ini ke-538 WNI tersebut sedang beristirahat di rumah persinggahan di Port Sudan sebelum diberangkatkan menuju Jeddah melalui jalur laut.

BACA JUGA:Obral Diskon Tol Mulai Semarang Hingga Jakarta. Ini Daftar Tarifnya

Retno menuturkan, bahwa jumlah diatas belum semua WNI yang berhasil dievakuasi. Pada awalnya evakuasi WNI akan dilakukan dengan memanfaatkan celah gencatan senjata antara kedua belah pihak. 

“Namun karena adanya pembatasan bahan bakar untuk bus yang akan mengangkut para WNI dan para evacuee lainnya, maka evakuasi tidak dapat dilakukan dalam satu tahap,” kata perempuan kelahiran Semarang tersebut.  

Sekarang tinggal sekitar 289 WNI yang masih menunggu dievakuasi. Mereka sebagian besar adalah mahasiswa plus lima pekerja perusahaan. Rencananya, mereka akan dievakuasi pada tahap kedua pada kesempatan pertama.

BACA JUGA:Nilai Ekspor Tiongkok Naik untuk Kali Pertama dalam Enam Bulan

“Untuk itu saya himbau agar setiap WNI yang masih berada di Sudan dan belum melaporkan diri, mohon agar segera melaporkan keberadaannya ke KBRI Khartoum agar juga dapat dilakukan evakuasi pada tahap kedua,” jelas alumnus hubungan internasional Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini. 

Retno memohon dukungan untuk kesuksesan seluruh upaya evakuasi. Ia menyebut, situasi lapangan masih sangat dinamis karena pertempuran yang masih terus berkobar. Proses evakuasi tidak mudah dan memerlukan perencanaan yang matang. Proses evakuasi dibantu oleh tim dari Riyadh, Kairo, Jeddah, dan personil kiriman TNI yang berangkat pada hari senin ini.(*)

Kategori :