HARIAN DISWAY - Jika Korea Utara menggunakan senjata nuklirnya terhadap Amerika Serikat atau Korea Selatan, maka ini akan menjadi "akhir" rezim Kim Jong Un. Pernyataan keras itu muncul saat Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol saat berkunjung ke Amerika Serikat, Rabu 26 April 2023.
Ia menemui Presiden Joe Biden untuk membahas peningkatan perisai keamanan AS untuk Korea Selatan. Yoon makin was-was dengan tingginya intensitas uji coba rudal Korea Utara yang memiliki senjata nuklir.
Jurnalis AFP Cat Barton and Claire Lee menganalisa gertakan itu, Kamis 27 April 2023. Mereka mempertanyakan komitmen AS terhadap Deklarasi Washington yang dikeluarkan oleh Presiden AS Dwight D. Eisenhower pada Januari 1954. AS berkomitmen mempertahankan keamanan dan kemerdekaan Korea Selatan.
Deklarasi tersebut dibuat setelah Perang Korea yang berlangsung dari 1950 hingga 1953. AS akan mempertahankan pasukan militer di Korea Selatan dan memberikan bantuan ekonomi untuk membantu membangun kembali negeri gingseng.
Uji coba drone bawah laut ini dipimpin langsung oleh Kim Jong Un. -KCNA -
Dalam deklarasi itu, AS juga berjanji akan menempatkan kapal selam nuklir di perairan Korea Selatan. Masalahnya, komitmen itu tidak dilakukan. Tak ada kapal selam nuklir yang dikirim ke perairan Korsel sejak 1980-an. Dan hingga saat ini belum ada rencana untuk menempatkan senjata nuklir AS di Korea Selatan.
Makanya banyak analis meragukan komitmen AS atas deklarasi itu. Mereka bahkan yakin Korut tidak takut dengan ancaman tersebut.
"Diragukan apakah Korea Utara akan takut pada kapal selam nuklir strategis yang dilengkapi dengan SLBM (Peluru kendali balistik berbasis kapal selam) dengan jangkauan lebih dari 7.400 kilometer," kata Cheong Seong-chang dari Center for North Korea Studies di Sejong Institute, seperti dilansir dari AFP.
Ia mengatakan, jangkauan rudal itu terlalu jauh. Mengapa harus menempatkan kapal selam super mahal itu di Korsel, jika bisa ditembakkan dari jarak jauh? Maka, janji menempatkan kapal selam nuklir di perairan Korsel diragukan.
Sikap Masyarakat Korsel
Presiden AS Joe Biden dan Presiden Korsel Yoon Suk Yeok dalam jamuan makan malam di Gedung Putih, 26 April 2023. -Chip Somodevilla/AFP-
Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas orang Korea Selatan menginginkan negara mereka mengembangkan senjata nuklirnya. Tidak bergantung ke AS.
Presiden Yoon sebenarnya sudah mengisyaratkan bahwa Seoul bisa mewujudkan opsi itu. Namun, banyak analis yang meragukan. "Satu hal yang jelas: ada kesepakatan tersirat bahwa Seoul tidak akan menjadi negara nuklir," kata Soo Kim, mantan analis CIA. "Ambisi nuklir Seoul telah dibatasi," lanjutnya.
Apa yang akan dilakukan Korea Utara?
Yang Moo-jin, presiden Universitas Studi Korea Utara di Seoul mengatakan, Korut tidak akan mengubah arah kebijakannya. Uang mereka sudah terlanjur digelontorkan untuk pengembangan militer dengan konsekuensi banyaknya penduduk miskin.