HARIAN DISWAY - Kalau tidak ada Anthony Sinisuka Ginting, Indonesia akan pulang dengan tangan kosong di ajang Badminton Asia Championships (BAC) 2023. Ginting menjadi tunggal putra ketiga dalam dua dekade terakhir yang menjadi juara Asia. Ia mengikuti jejak Taufik Hidayat dan Sony Dwi Kuncoro.
Ginting juga menjadi tunggal putra pertama yang merebut gelar tersebut setelah 16 tahun. Terakhir kali capaian itu diraih oleh Taufik pada edisi 2007 silam. Sebenarnya pada BAC 2022 lalu, Indonesia nyaris mengakhiri dahaga. Sayangnya, Jonatan Christie tumbang oleh Lee Zii Jia di laga puncak.
"Ini pastinya salah satu pencapaian terbaik buat saya, title-nya juara Asia kan besar juga. Semoga bisa membuat kepercayaan diri yang lebih lagi, lebih termotivasi lagi di pertandingan-pertandingan berikutnya,” kata Ginting dalam rilis resmi PBSI.
Anthony Sinisuka Ginting saat laga final BAC 2023 melawan Loh Kean Yew dari Singapura. -FOTO: PBSI-Dalam melalui final BAC 2023, peraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020 itu hanya membutuhkan waktu 28 menit untuk mengalahkan pebulu tangkis Singapura Loh Kean Yew 21-18, 21-8. Pada pertandingan di Sheikh Rashid Bin Hamdan Indoor Hall, Dubai (30/4) itu, Ginting bahkan tidak pernah tertinggal dari Loh Kean Yew.
"Loh Kean Yew terlihat bermain agak bingung, shuttlecock-nya kencang. Jadi, dia tidak bisa berbuat banyak. Tidak bisa keluar dari tekanan. Saya fokusnya lebih meminimalkan kesalahan sendiri,” lanjut Ginting.
Gelar BAC 2023 ini menjadi podium pertamanya tahun ini. Selain itu, Ginting telah memenangkan enam gelar superseries dan dua kali finalis BWF World Tour Finals. Selama 2022 lalu, Ginting telah menjuarai Singapore Open dan Hylo Open.
Pemain dari klub SGS PLN Bandung itu tidak ingin puas hanya sampai di sini. Berikutnya ia menjadi tunggal putra pertama dalam skuad Piala Sudirman yang berlangsung pada 14-21 Mei di Suzhou, Tiongkok. (*)