Meski tidak memiliki darah seni, tapi sermangatnya untuk melestarikan budaya perlu diacungi Jempol. Paguyuban reognya sudah tampil di berbagai acara. Bahkan diundang Pemkab Lumajang. “Saya merekrut pelatih. Karena saya hanya koordinator. Tapi tetap saya pantau sendiri. Saya memberikan batasan-batasan. Agar paguyuban ini tetap baik,” ujar Boyong. Sebagai apresiasi dari anggota paguyuban, mereka memberikan tulisan TNI AD pada barongnya.
Sambil menyelam minum air. Rasanya pepatah itu layak disematkan untuk menggambarkan apa yang dilakukan oleh Serda Saiful Hak. Hobi pencak silatnya digunakan untuk membina masyarakat Desa Bades dalam kategori olahraga. Energi dan kenakalan remaja dapat diredam lewat kegiatan positif.
BACA JUGA:Brawijaya Awards, Bukti Kepedulian Babinsa Pasuruan pada Problem-Problem Sosial
BACA JUGA:Brawijaya Awards, Babinsa Bojonegoro Kampanyekan Bank Sampah hingga Program Berbagi Listrik
Serka Amil Fahrudin dari Kodim 0821 Lumajang.--
Sementara Serda Amil Fahrudin Babinsa Pasrujambe cukup jeli melihat potensi alam di tempatnya mengabdi. Tidak heran jika Kodim Lumajang menjagokannya dalam kategori ketahanan pangan.
Ia membina petani setempat dalam menanam ketela madu. Serka Novi Wahyu dari desa Jogosari, Kecamatan Candipuro memiliki jiwa sosial yang tinggi. Ia memberikan santunan berupa sembako. Novi mengeluarkan uang dari kantongnya sendiri.
“Belum ada donatur sejauh ini. Ya seperti di Islam dikatakan, bahwa sebagian rezeki kita adalah hak orang lain. Uang gaji saya sendiri yang saya gunakan,” terang Novi. Menurutnya timbal balik yang diterima dari aksi sosial itu adalah ia bisa dekat dengan warga. Tidak ada keuntungan ekonomi yang diharapkan dan didapatnya. (*)