Brawijaya Awards, Bukti Kepedulian Babinsa Pasuruan pada Problem-Problem Sosial

Brawijaya Awards, Bukti Kepedulian Babinsa Pasuruan pada Problem-Problem Sosial

Sertu Agus Hariyanto memaparkan programnya di depan dewan juri.-Tangkapan Layar Zoom-

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Spirit inti tugas bintara pembina desa (babinsa) adalah kedekatan dengan masyarakat. Itu ditunjukkan oleh para babinsa dari Kodim 0819/Pasuruan, Rabu, 3 Mei 2023. Berbagai program yang menunjukkan kepedulian mereka pada berbagai problem hingga potensi di dalam masyarakat.

 

Misalnya yang dikisahkan oleh Serda Rudy Antoro yang bertugas di Desa Asem Kandang, Kecamatan Kraton. Ia secara rutin menyantuni para janda lansia dan warga yang membutuhkan. ’’Alhamdulillah, kalau ada rezeki, saya juga memakai dana saya sendiri,’’ kata Rudy.

 

Tetapi, Rudy juga mengakui bahwa yang paling penting dalam aksi sosial adalah jejaring. Juga koordinasi dengan berbagai pihak terkait. ’’Sehingga, saya juga menjalin komunikasi dengan desa, misalnya,’’ papar Rudy. Dalam tugas itu, Rudy juga turun langsung mendata dan menyurvei warga yang memerlukan bantuan. ’’Juga mengawasi pemanfaatan bantuan yang mereka terima,’’ tambahnya.

 

BACA JUGA : Brawijaya Awards, Babinsa Bojonegoro Kampanyekan Bank Sampah hingga Program Berbagi Listrik

BACA JUGA : Brawijaya Awards, Babinsa Ponorogo Cegah Pernikahan Dini

BACA JUGA : Brawijaya Awards,

 

Bantuan yang diberikan kepada warga itu cukup bersahaja. Tapi bermakna. ’’Bukan uang. Tapi, sembako. Nilainya mungkin sekitar Rp 50 ribu. Tapi sesuai dengan kebutuhan masyarakat,’’ ucap Rudy.

 

Demikian pula kiprah Sertu Dedy Kurniawan yang bertugas di Koramil Grati. Ia punya program pembibitan ikan nila. ’’Ini awalnya adalah program yang membantu anggota TNI-AD yang sudah purna tugas dulu. Sekarang yang mengelola sudah keturunannya. Anak-cucunya,’’ kata Dedy. Kolam yang ada di wilayah binaannya ternyata cukup efektif. Selain punya nilai ekonomi, ternyata juga bisa menjadi tempat wisata sampai tempat praktik mahasiswa.

 

Pemberdayaan masyarakat dan ajakan untuk berkegiatan positif itu juga dilakukan Sertu Agus Hariyanto yang bertugas di Desa Tidu, Kecamatan Pohjentrek. Ia membina sepak bola yang memanfaatkan lahan desa. ’’Sampai mendatangkan pendapatan untuk desa,’’ ujarnya. Bahkan, Agus pernah membina kesebelasan Liga Santri. ’’Alhamdulillah sampai lolos di tingkat Korem. Bahkan sampai ke Kodam,’’ tambah Agus.

 

Serda Andik Risdianto juga berkiprah dalam pemberdayaan warga, terutama anak-anak muda. Bintara yang bertugas di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, itu mengajak masyarakat untuk membuat kelompok karawitan dan kelompok kesenian. ’’Saya membina bibit-bibit yang masih anak-anak. Kisarannya SD-SMP,’’ ujarnya.

 


Proses penjurian Brawijaya Awards melalui Zoom dari ruang redaksi Harian Disway dan Kodim Pasuruan.-TIRA MADA-HARIAN DISWAY-

 

Tantangannya memang besar. Terutama karena anak-anak akan lebih akrab memainkan gadget. ’’Awalnya, yang mereka asal pukul saja. Tapi, sekarang sudah bisa bunyi,’’ ucap Andik. Dengan kemampuan yang sudah mumpuni tersebut, anak-anak itu bisa punya kesempatan tampil. ’’Saya ajak mereka tampil di Festival Padang Bulan,’’ katanya. Festival Padang Bulan adalah perhelatan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kebupaten Pasuruan. Tujuannya untuk memberikan pada apresiasi kepada para seniman. Acara biasanya dilakukan di Candi Jawi yang terletak di Candi Wates.

 

Para juri penilaian hari ini adalah tim redaksi Harian Disway. Yakni, Noor Arief Prasetyo, Retna Christa, dan Taufiq Rahman. Mereka mengapresiasi program-program para babinsa tersebut. ’’Artinya, mereka benar-benar hadir di tengah masyarakat,’’ kata Noor Arief yang juga ketua panitia Brawijaya Awards 2023.

 

Misalnya, Serda Djodid Wahyudi yang bertugas di Desa Gayam, Kecamatan Gondangwetan. Dalam rangka ketahanan pangan, ia memberdayakan petani untuk memeliharan ikan nilai dengan sistem kolam terpal. Juga memanfaatkan lahan kosong di sekitar Makoramil.

 

Kopka Eko Suprianto yang berlomba pada kategori kesehatan. Bintara yang bertugas di Desa Kurung, Kecamatan Kejayan, tersebut juga punya fokus pada posyandu remaja. ’’Fokusnya berbeda dengan posyandu pada umumnya. Di sini kami juga memberi penyuluhan pada remaja. Terutama soal pencegahan pergaulan bebas,’’ ucapnya.

 

Sementara itu, ada Serma Kardono yang bertugas di Desa Bakalan, Kecamatan Purwosari, yang memberikan pengajaran kepada anak-anak sekolah. Kiprahnya itu cukup cespleng. Ada satu orang yang berhasil dientaskan dari putus sekolah.

 

Demikian pula Serda Suhardi yang bertugas di Koramil Tosari. Wilayahnya cukup unik. Sangat heterogen. Desa yang dekat dengan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru itu dihuni oleh masyarakat Hindu Tengger. Ia mendampingi para pemuda berkesenian di balai ganjur umat Hindu Tengger.

 

Sedangkan Serma Andry Agus Susanto fokus pada penjagaan tempat ibadah sehingga para pemeluk agama di desa binaannya tetap harmonis. Kopka Budi Rinarto yang bertugas di Desa Lumbang, Kecamatan Watulumbung, punya inovasi dalam bidang lingkungan. Ia menggunakan teknik biopori untuk meningkatkan kualitas tanaman durian. (Michael Fredy Yacob)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: