Babinsa Gaul

Babinsa Gaul

Babinsa Kelurahan Genting Kalianak melakukan pembinan nasionalisme kepada siswa siswi SMP --

JEJAK babinsa sudah ada sejak 1964. Pakar militer dari Universitas Quennsland, Australia, Ulf Sundhaussen dalam bukunya, Politik militer Indonesia 1945–1967: Menuju Dwi Fungsi ABRI, menyebutkan bahwa pada 1964 paling tidak ada 3.473 tentara yang beroperasi di desa-desa.

Ia menyebutkan, kala itu tentara-tentara tersebut disebut sebagai bintara pembina. Di era Orde Baru, namanya berubah menjadi babinsa (bintara pembina desa).

Situasi politik era awal Orde Baru, tentara-tentara di desa-desa itu lebih berfungsi sebagai penangkal subversif. Mengantisipasi bangkitnya kelompok komunis di akar rumput. 

BACA JUGA:Babinsa Pegirian Surabaya Berikan Bantuan Kepada Warga Kurang Mampu

BACA JUGA:150 Babinsa Kodim Lamongan Siap Jadi Duta Informasi

Gerakan-gerakan ideologis subversif sangat mungkin tumbuh subur di level perdesaan. 

Petani, nelayan, dan masyarakat bawah lainnya tentu sangat mudah terbuai dengan propaganda komunis. Apalagi, Partai Komunis Indonesia (PKI) sering memanfaatkan isu ketimpangan sosial. Juga, isu problem ekonomi untuk merayu rakyat yang terjebak dalam kemiskinan.

Gerakan babinsa di era Orde Baru sangat tepat untuk menangkal PKI. Gerakan komunis dan simpatisannya yang baru dibubarkan masih memiliki sel yang bisa bangkit lagi. 

BACA JUGA:Kisah Pangdam V/Brawijaya Mayjen Farid Makruf Bikin Babinsa Ngakak

BACA JUGA:Pangdam Farid Makruf: Kisah Babinsa Akan Jadi Bahan Ajar Untuk Prajurit Lain

Babinsa telah memiliki sejarah panjang, menjadi ujung tombak menjaga ideologi Pancasila. Sekaligus menjaga stabilitas politik pemerintah Orde Baru yang mulai fokus pembangunan ekonomi.

Kini tantangan zaman telah berubah. Situasi politik juga sudah berubah. Peta politik saat ini sudah berbeda dengan Orde Baru. Sekarang era demokrasi. 

Babinsa sudah layak juga berubah. Fokus utama konsentrasi pun harus disesuaikan perubahan. Namun, itu tidak berarti meninggalkan tugas utama menjaga ideologi dan teritorial. Tapi, juga menjadi inovator di tengah masyarakat. Menjadi komunikator yang membuat masyarakat desa nyaman. 

BACA JUGA:Kembali ke Hote, Babinsa Pengajar Alquran Serma Riadi Disambut Penuh Sukacita

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: