Babinsa Gaul

Babinsa Gaul

Babinsa Kelurahan Genting Kalianak melakukan pembinan nasionalisme kepada siswa siswi SMP --

BACA JUGA:Babinsa Inspiratif Serda Sahar, Rukunkan Mahasiswa di AMN

Kalau masalah kepemimpinan dan kedisiplinan, babinsa tak perlu diragukan. Sebagai perajurit TNI, mental dan disiplin mereka sangat terlatih. Yang penting, babinsa juga harus dibekali soft skill. Yakni, kemampuan komunikasi dengan masyarakat. 

Babinsa harus mengubah citra selama ini, yang terkesan kaku dan militeristik. Sebagai ujung tombak TNI di tingkat desa, dibutuhkan pola komunikasi yang bisa membuat masyarakat terbuka.

Akan menjadi hambatan dalam interaksi bila masyarakat melihat babinsa sebagai intelijen. Akan membuat mereka tidak nyaman. Merasa dimata-matai setiap saat.

BACA JUGA:Terima Kasih Pak Babinsa Koramil Sidoarjo, Engkau Pertemukan Aku dan Ibu Setelah 15 Tahun Terpisah

BACA JUGA:Menhan Prabowo Subianto: Semua Babinsa akan Naik Trail

Kalau ada masyarakat yang melihat babinsa sebagai sosok intelijen, itu sangat wajar. Sebab, selama bertahun-tahun, terutama di era Orde Baru, babinsa berperan penting untuk menangkal ideologi yang dilarang. Tentu pola kerja inteljen yang sangat dominan. 

Sekarang babinsa harus terlihat bersahabat. Levelnya bukan lagi sekadar hubungan aparat dengan masyarakat. Kehadirannya membawa rasa aman dan nyaman. Bukan sosok yang hanya ingin kepo (bahasa gaul bagi orang yang selalu memasang kuping) dengan data setiap orang. 

Tidak salah bila semua prajurit yang ditugaskan sebagai babinsa mendapat peningkatan soft skill dalam menjalin komunikasi. Pola pendekatan yang sudah dijalankan babinsa selama ini perlu lebih ditingkatkan. 

Menjadi babinsa gaul. Yang diterima semua lapisan masyarakat. Dengan anak muda nyambung, dengan tokoh masyarakat akrab. Bukan babinsa yang dicurigai sebagai intelijen. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: