Tabrani mendapat dukungan Sanusi Pane, sastrawan angkatan Pujangga Baru. Kedudukan pun 2-2. Kesepakatan mengenai bahasa persatuan pun ditunda hingga Kongres Pemuda II. Kongres akhirnya memutuskan trigatra Sumpah Pemuda seperti yang kita ketahui sekarang.
Semoga ”Bapak Bahasa Indonesia” itu segera ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Sebab, jasa-jasanya bagi persatuan bangsa ini tiada terkira. (*)